Baca :
Galatia 5 : 22-23
(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Selama dua hari warga Wiyung Surabaya digegerkan oleh dua
peristiwa yang unik, aneh tapi nyata. Selama dua hari itu terjadi dua kejadian
yang nyaris sama di waktu yang berbeda. Peristiwa itu adalah meluncurnya mobil
secara tiba-tiba menuju ke sungai yang terletak di depan Polsek Wiyung. Pada hari
pertama sebuah mobil yang bernama Avanza secara tiba-tiba maju menyeberangi
jalan lalu masuk ke sungai. Kala itu pemiliknya baru saja meninggalkan mobil
menuju sebuah toko yang ada di depan sungai. Hari berikutnya, sebuah mobil lain
meluncur ke belakang menuju sungai yang sama. Saat itu pemiliknya sedang
menikmati soto yang juga terletak di seberang sungai tersebut.
Warga setempat sempat mengaitkan peristiwa tersebut
dengan sesuatu yang mistis. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut terjadi
secara beruntun di tempat yang sama. Memang tidak ada korban jiwa, namun tak
urung peristiwa tersebut sempat menarik perhatian warga yang melintas. Setelah diselidiki,
ada suatu penyebab yang masuk akal yang menyebabkan peritiwa tersebut terjadi. Hal
ini diketahui ketika pemilik mobil menyadari bahwa mereka lupa mengkondisikan
handle rem pada mobil tersebut. Lupa meng-hand rem, akhirnya mobil meluncur
dengan bebas menuju sungai yang ada di depannya.
Salah satu buah roh yang terdapat dalam bagian firman
Tuhan yaitu penguasaan diri. Buah roh ini tidak kalah pentingnya dengan kasih,
sukacita dan damai sejahtera. Selama ini ketiga hal tersebut yang sering
ditonjolkan dalam kehidupan kekristenan. Tapi jangan lupa ada juga penguasaan
diri yang tidak kalah penting untuk kita miliki.Penguasaan diri secara umum memiliki arti kemampuan untuk mengontrol
emosi, keinginan-keinginan, dan tingkah laku, supaya dapat menjauhi yang tidak
baik dan melakukan yang baik.
Hari-hari ini banyak sekali orang yang kehilangan
penguasaan diri. Lebih mudah menuruti emosinya dari pada akal sehatnya. Lebih mudah
mengikuti nafsunya dari pada keteraturan hidup yang benar. Lebih mudah
mengikuti kemauannya sendiri dari pada kepentingan bersama. Ketika seseorang
tidak memiliki penguasaan diri, dia akan lebih liar dari kuda yang tidak
dikekang. Lebih membahayakan dari mobil yang tidak diberi hand rem. Kita sering
melihat kasus di sekitar kita, seorang anak yang tega membunuh ibunya. Seorang ibu
yang membuang anaknya ke dalam bak mandi. Seorang suami yang membunuh suaminya
dan memasukkan ke dalam kakus. Seorang politikus yang saling serang dengan
politikus lainnya melalui media. Seseorang bisa kehilangan hubungan yang baik
dengan rekan lainnya ketika tidak memiliki penguasaan diri.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk memiliki
penguasaan diri yang benar. Penguasaan diri bukan sekedar menahan marah. Tidak sekedar
menunda emosi. Karena kalau hal itu berasal dari usaha kita sebagai manusia,
maka sifatnya hanya sementara saja. Penguasaan diri yang dimaksud ini berasal
dari buah roh, sehingga yang memampukan adalah Roh Kudus. Semua berawal dari
Dia yang mengerjakan segala sesuatunya dalam diri kita. Saya yakin, bila penguasaan diri ini merupakan hasil dari
persekutuan kita dengan Tuhan maka akan mengalir dengan sendirinya. Selain bersifat
kekal, penguasaan diri ini akan mampu menjadi berkat bagi orang lain yang
berinteraksi dengan kita.
Selamat menjalani hidup dalam penguasaan diri di hari
ini. Tuhan Yesus memberkati.
( Okky T. Rahardjo,
085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar