Kamis, 27 Juni 2013

Tegur Sapa 20 : Memiliki Penguasaan Diri




  Baca    :
Galatia 5 : 22-23
           (22)      Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
           (23)      kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

            Selama dua hari warga Wiyung Surabaya digegerkan oleh dua peristiwa yang unik, aneh tapi nyata. Selama dua hari itu terjadi dua kejadian yang nyaris sama di waktu yang berbeda. Peristiwa itu adalah meluncurnya mobil secara tiba-tiba menuju ke sungai yang terletak di depan Polsek Wiyung. Pada hari pertama sebuah mobil yang bernama Avanza secara tiba-tiba maju menyeberangi jalan lalu masuk ke sungai. Kala itu pemiliknya baru saja meninggalkan mobil menuju sebuah toko yang ada di depan sungai. Hari berikutnya, sebuah mobil lain meluncur ke belakang menuju sungai yang sama. Saat itu pemiliknya sedang menikmati soto yang juga terletak di seberang sungai tersebut.

            Warga setempat sempat mengaitkan peristiwa tersebut dengan sesuatu yang mistis. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut terjadi secara beruntun di tempat yang sama. Memang tidak ada korban jiwa, namun tak urung peristiwa tersebut sempat menarik perhatian warga yang melintas. Setelah diselidiki, ada suatu penyebab yang masuk akal yang menyebabkan peritiwa tersebut terjadi. Hal ini diketahui ketika pemilik mobil menyadari bahwa mereka lupa mengkondisikan handle rem pada mobil tersebut. Lupa meng-hand rem, akhirnya mobil meluncur dengan bebas menuju sungai yang ada di depannya. 

            Salah satu buah roh yang terdapat dalam bagian firman Tuhan yaitu penguasaan diri. Buah roh ini tidak kalah pentingnya dengan kasih, sukacita dan damai sejahtera. Selama ini ketiga hal tersebut yang sering ditonjolkan dalam kehidupan kekristenan. Tapi jangan lupa ada juga penguasaan diri yang tidak kalah penting untuk kita miliki.Penguasaan diri secara umum  memiliki arti kemampuan untuk mengontrol emosi, keinginan-keinginan, dan tingkah laku, supaya dapat menjauhi yang tidak baik dan melakukan yang baik.

            Hari-hari ini banyak sekali orang yang kehilangan penguasaan diri. Lebih mudah menuruti emosinya dari pada akal sehatnya. Lebih mudah mengikuti nafsunya dari pada keteraturan hidup yang benar. Lebih mudah mengikuti kemauannya sendiri dari pada kepentingan bersama. Ketika seseorang tidak memiliki penguasaan diri, dia akan lebih liar dari kuda yang tidak dikekang. Lebih membahayakan dari mobil yang tidak diberi hand rem. Kita sering melihat kasus di sekitar kita, seorang anak yang tega membunuh ibunya. Seorang ibu yang membuang anaknya ke dalam bak mandi. Seorang suami yang membunuh suaminya dan memasukkan ke dalam kakus. Seorang politikus yang saling serang dengan politikus lainnya melalui media. Seseorang bisa kehilangan hubungan yang baik dengan rekan lainnya ketika tidak memiliki penguasaan diri.

            Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk memiliki penguasaan diri yang benar. Penguasaan diri bukan sekedar menahan marah. Tidak sekedar menunda emosi. Karena kalau hal itu berasal dari usaha kita sebagai manusia, maka sifatnya hanya sementara saja. Penguasaan diri yang dimaksud ini berasal dari buah roh, sehingga yang memampukan adalah Roh Kudus. Semua berawal dari Dia yang mengerjakan segala sesuatunya dalam diri kita. Saya yakin, bila  penguasaan diri ini merupakan hasil dari persekutuan kita dengan Tuhan maka akan mengalir dengan sendirinya. Selain bersifat kekal, penguasaan diri ini akan mampu menjadi berkat bagi orang lain yang berinteraksi dengan kita. 

            Selamat menjalani hidup dalam penguasaan diri di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar