Matius 3 : 1- 8
(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes
Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
(2)Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah
dekat!
(3) Sesungguhnya dialah
yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang
berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya."
(4) Yohanes memakai jubah
bulu unta dan berikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
(5) Maka datanglah
kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah
sekitar Yordan.
(6) Lalu sambil mengaku
dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
(7) Tetapi waktu ia melihat
banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia
kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan
kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
(8) Jadi hasilkanlah buah
yang sesuai dengan pertobatan.
Setiap kota atau daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Biasanya ciri khas tersebut berupa makanan yang bisa kita bawa sebagai
oleh-oleh kala kita bepergian menuju daerah tersebut. Saat saya menuju kota
Madiun, saya sedapatnya mencari brem atau madu mongso. Ketika melintasi Kediri,
saya selalu mencari stik tahu yang terkenal di kota itu. Bahkan ketika dua
tahun lalu saya dan teman-teman menu kota Tuban, dalam perjalanan pulang kami
sempat menggedor pintu rumah orang tengah malam, karena di depan rumah tersebut
dipajang barang dagangan berupa legen dan siwalan. Setiap daerah memiliki
keunikan makanan masing-masing yang biasanya kita ingat dengan mudah.
Demikian juga halnya dengan kehidupan kita
sebagai orang Kristen. Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus hidup sesuai
dengan buah pertobatan yang kita alami. Maksudnya adalah, ketika kita bertobat
selayaknya kita menampakkan kehidupan yang benar yang dapat dilihat oleh orang
lain dengan jelas. Bagaimana caranya, Alkitab menuliskan di dalam Galatia
5:22-23 ada sembilan buah roh yang harus kita hasilkan. Kasih, sukacita,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, damai sejahtera, kelemah lembutan, kesetiaan
dan penguasaan diri. Buah-buah inilah yang seharusnya tampak pada kita sebagai
anak Tuhan. Yang harus muncul dari dalam kehidupan kita dan mampu dilihat oleh orang
lain yang belum mengenal Tuhan Yesus. Sehingga buah-buah roh ini menjadi sebuah
ciri khas yang tidak mugkin terlewatkan dalam kehidupan kita sebagai pengikut
Kristus.
Saya tidak mungkin mencari buah apel di kota
Lamongan, karena apel merupakan khas kota Malang. Saya tidak akan mencari pudak
di kota Bandung. Atau, mencoba mencari makanan semanggi di kota Semarang. Saya
akan kesulitan menemukannya. Demikian seharusnya, mudah-mudahan tidak akan
ditemukan perilaku yang jahat ada pada kehidupan kita sebagai seorang anak
Tuhan. Memang harus diakui masih ada seorang yang mengaku Kristen tapi mencuri,
berbohong, atau pun melakukan tindakan kriminal yang mengecewakan orang lain.
Tapi sekali lagi, firman Tuhan mengajarkan hasilkanlah buah yang sesuai pertobatan.
Kalau sudah bertobat, munculkanlah buah yang benar.
Hari ini, ketika segala sesuatu ada di
depan mata kita. Tuntutan, jabatan atau pun segala yang kita miliki masih
dipercayakan kepada kita. Jangan lupa untuk tetap memunculkan buah-buah yang
manis dirasakan oleh orang lain. Kehidupan kekristenan bukan sekedar sebuah
agama, namun di dalamnya terdapat sebuah keteladanan. Jangan pernah menyerah
dan berputus asa, bila sampai hari ini kita masih belum maksimal memunculkan
buah-buah roh dalam kehidupan kita. Mari, terus melangkah ke arah yang benar.
Sudahkah kita siap memunculkan
buah-buah roh sepanjang hari ini ?
Selamat pagi, Tuhan Yesus
memberkati.
Dituliskan pada : 22 Maret 2013
( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar