Minggu, 09 Juni 2013

Tegur Sapa 16 : Kekudusan Yang Kuno


Baca    :
Ibrani   12 : 14
“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”

            Saya mempunyai koleksi beberapa uang kuno. Di antaranya yaitu pecahan logam seratus rupiah, lima puluh, dua puluh lima, bahkan sepuluh dan lima rupiah. Selain logam, beberapa diantaranya juga ada yang berupa uang kertas. Yang membuat uang ini menjadi kuno adalah karena masa berlakunya yang sudah lewat, tidak lagi berharga dan sudah asing di mata masyarakat sekarang. Sehingga kita sering kali menyebutnya dengan istilah uang kuno.

            Selain uang logam dan kertas kuno, ada benda lain lagi yang termasuk kuno tersimpan rapi di rumah saya. Benda itu adalah piringan hitam. Saya yakin sebagian dari kita sudah tidak menyimpan lagi benda ini. Bahkan mungkin ada yang sudah tidak mengenalinya. Mengapa, karena memang saat ini piringan hitam sudah tidak pernah digunakan lagi. Untuk memutar lagu kita lebih praktis menggunakan compact disc (cd) atau bahkan dvd. 

            Demikian juga dalam hal rohani, ada sebuah hal yang saat ini sudah bisa dibilang sebagai sesuatu yang kuno. Hal itu adalah kekudusan. Mohon maaf, kalau ada yang tersinggung dengan pernyataan saya ini. Hari-hari ini, dunia begitu banyak menawarkan aneka rupa hiburan dan tayangan yang menarik di sekitar kita. Namun hiburan yang menggiurkan tersebut ternyata mengabaikan nilai kekudusan bagi generasi muda saat ini.

            Kekudusan menjadi sesuatu hal yang jarang sekali atau bisa dibilang kuno, karena jarang sekali disentuh. Anak-anak muda sudah tidak lagi akrab dengan kata ini. Perbuatan yang mereka lakukan sudah meninggalkan jauh dari kekudusan. Saya terkejut ketika sore kemarin mendengarkan sebuah berita di salah satu radio swasta, seorang gadis SMP kelas 3 tertangkap polisi karena menjadi mucikari atau mami bagi teman-teman sekolahnya. Yang menjadi anak buahnya adalah teman-temannya sekolah kelas 3 dan kelas 2. Pelaku prostitusi bukan lagi mahasiswi yang dulu sering disebut ayam kampus. Juga bukan siswi SMA, dulu banyak terjadi di sekolah dekat tempat kuliah saya. Tapi saat ini di Surabaya yang terungkap adalah pelajar usia SMP. Saya yakin, di antara pelaku prostitusi itu, sedikit atau banyak ada juga mereka yang memiliki identitas sebagai orang Kristen.

            Masih ingat dengan kasus beberapa bulan lau yang terungkap, seorang anggota DPRD Sampang menjadi pelaku trafficking dengan modus yang unik. Remaja-remaja putri dikawin siri di dalam sebuah mobil, lalu setelah prosesi kawin selesai mereka diajak melakukan hubungan suami isteri di sebuah hotel. Ternyata salah satu korban atau yang menjadi isteri siri tersebut adalah seorang siswi yang beragama Kristen. Saya tidak hendak menyalahkan pihak keyakinan lain, tapi ini saatnya gereja Tuhan mulai bangkit dan menyerukan kekudusan dengan lebih kencang lagi.

             Firman Tuhan mengatakan “kejarlah kekudusan”. Hal ini berarti kita harus mengusahakan dengan segiat mungkin. Dengan kerja keras yang begitu ngotot. Apa yang harus kita lakukan ? dari pribadi kita, mulai kita tolak segala hal yang membawa kita pada ketidak kudusan. Bila sedang sendirian dan pikiran kita melayang-layang, segera ambil langkah untuk berdoa dan usir roh najis itu di dalam kuasa darah Yesus. Bila mata kita sedang mengarahkan pada hal ketidak kudusan, segera berdoa minta ampun dan mengarahkan diri pada hal yang benar. Bila perkataanmu menyerukan hal yang cemar, kasar dan tidak kudus, segera bertobat dan ucapkan hal yang benar.

            Mari saat ini kita hidup sebaik mungkin dalam kekudusan. Jaga pikiran kita supaya tidak menjadi cemar. Sudah waktunya gereja Tuhan menyerukan kekudusan dengan lebih lantang lagi dari depan mimbar. Bukan waktunya untuk terlena oleh berbagai hal yang baik namun kurang penting. Kekudusan bukan sebuah hal yang bila kita doakan lalu dia segera datang, tapi kekudusan adalah sesuatu hal yang harus kita raih dengan tindakan dan usaha yang keras. 

            Mari kita mengejar kekudusan yang menjadi bagian kita di hari ini.

            Selamat pagi. Tuhan Yesus memberkati.

Dituliskan pada : 10 Juni 2013
( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar