(9) Maklumkanlah
hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para
pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!
(10) Tempalah
mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah
orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!"
Suatu
kali saya menghadiri sebuah acara peringatan hari pahlawan yang berlangsung di
area Tugu Pahlawan Surabaya. Saat itu hadir beberapa pejabat kota Surabaya,
artis-artis dari ibu kota dan para veteran perang. Memang acara malam itu
didedikasikan pada para mantan pejuang kemerdekaan yang dulu ikut berperang
melawan penjajah di kota Surabaya.
Para veteran yang sudah berusia
lanjut malam itu mendapatkan apresiasi dengan diberikan kesempatan untuk tampil
di depan para undangan lainnya untuk menerima penghargaan yang diberikan oleh
wakil walikota Surabaya. Mantan pejuang kemerdekaan itu terlihat bangga dan
senang sekali menerima penghargaan yang biasanya berupa cendera mata dan uang
itu. Bagi mereka hal ini merupakan bentuk perhatian dari pemerintah kepada para
pejuang yang sudah bersusah payah mengorbankan nyawa dan harta.
Veteran adalah sebuah istilah yang
merujuk pada arti “mantan pejuang”. Kata ini disematkan pada mereka yang dulu
ikut berjuang saat merebut kemerdekaan. Dalam kehidupan rohani, tidak ada kata
veteran. Tidak ada istilah mantan pejuang. Mengapa, karena sesungguhnya hidup
kita ini adalah sebuah perjuangan dalam setiap harinya. Mungkin sebagian dari
kita merasa bangga karena dulu pernah terlibat pelayanan, dulu pernah merintis
sebuah persekutuan, beberapa tahun lalu pernah sukses menjadi seorang pemimpin
pujian atau pembicara, sekian waktu lalu pernah merasa berhasil sebagai seorang
pelayan Tuhan. Tapi kalau sekarang tidak lagi terlibat melayani Tuhan, buat apa
semua kebanggaan itu.
Tidak ada istilah mantan pelayan
Tuhan. Mantan hamba Tuhan. Hal itu tidak membanggakan. Bila saat ini sudah
menjadi mantan pelayan Tuhan, lalu sekarang melayani siapa ? Mungkin saja
ladang pelayanannya berbeda, namun tetap saja kita harus terus mengobarkan
semangat melayani Tuhan. Yoel berkata “tempalah mata bajakmu menjadi pedang,
pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak, dan orang yang tidak berdaya berkata :
Aku ini pahlawan!
Firman Tuhan yang diucapkan oleh
nabi Yoel ini merupakan sebuah undangan untuk setiap umat Tuhan bergerak lagi
dan mengaktifkan diri lagi sebagai tentara Tuhan. Mungkin saat ini sebagian
dari antara kita sedang terpuruk dan meninggalkan aktivitas melayani Tuhan.
Keputusan itu bisa saja kita ambil karena kecewa dengan rekan pelayanan atau
hamba Tuhan lain, atau karena keterbatasan waktu, kesulitan faktor ekonomi,
atau karena kita sedang bergulat dengan
dosa-dosa tertentu. Sekali lagi, firman Tuhan kembali datang pada kita pagi ini
untuk mengundang kita memfungsikan diri sebagai seorang prajurit Tuhan. Di mana
pun kita, apa pun profesi kita saat ini waktu yang tepat untuk bergerak sebagai
seorang pahlawan.
Bukan sebuah kebanggaan bila kita
menyebut diri sebagai mantan pelayan Tuhan atau bahkan mantan pengikut Tuhan.
Biarlah Tuhan sendiri yang memberi kita penghargaan ketika di sorga nanti
karena kita melayani-Nya selama di bumi. Mari kita melayani Tuhan lagi mulai
hari ini.
Selamat pagi. Tuhan Yesus
memberkati.
(
Okky T. Rahardjo, 085645705091)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar