Baca :
Efesus 5 : 15-16
(15) Karena
itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti
orang bebal, tetapi seperti orang arif,
(16) dan
pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Dua
hari lalu ada sebuah berita yang mengejutkan di surat kabar yang saya baca. Berita
tersebut terbilang unik, aneh namun juga tragis. Tertulis di sudut bawah Koran tersebut
sebuah judul “Seorang caleg meninggal di lokalisasi”. Apa yang ada di benak
kita ketika membaca judul berita tersebut. Mungkin sepintas kita akan
tersenyum, tertawa tapi sebaliknya hal itu bisa menjadi sebuah perenungan yang
mendalam.
Saya sendiri juga prihatin ketika membaca berita tersebut
secara keseluruhan. Ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Yang pertama,
dia meninggal di lokalisasi. Detik terakhir sebelum menghadap Tuhan, dia masih
dalam keadaan berbuat dosa. Yang kedua, dia adalah seorang caleg. Kalau masih
caleg saja sudah kedapatan main di lokalisasi, bagaimana nanti ketika sudah
jadi wakil rakyat. Tentu moralnya makin parah. Yang ketiga, bagaimana dengan reaksi
keluarga. Tentu hal itu merupakan sebuah tamparan keras yang memalukan.
Hari ini, ketika segala sesuatu tersedia dengan baik di
hadapan kita, adakah kita menjaganya dengan benar ? Hidup kita ini adalah
sebuah kepercayaan. Sebuah kepercayaan yang istimewa, yang melebihi apa pun
juga. Di dalam sebuah kepercayaan terdapat sebuah tanggung jawab di dalamnya. Bagaimana
kita menjalankan kehidupan itu dengan benar. Bagaimana kita membawa manfaat
yang baik dalam kehidupan itu. Semua hal itu pada akhirnya kita pertanggung
jawabkan kala menghadap Bapa Di Sorga nantinya.
Firman Tuhan hari ini memperingatkan kita secara tegas,
perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup. Jangan seperti orang bebal. Berlakulah
seperti seorang yang arif dan bijaksana. Mari periksa kembali sebelum melangkah
lebih jauh di hari ini. Adakah kita selama ini hidup dengan berbagai tindakan
yang sembrono dan ceroboh. Menelantarkan keluarga, menyalah gunakan jabatan,
menyia-nyiakan kesempatan yang ada, tidak disiplin dalam mengatur keuangan,
tidak memiliki moral yang baik dan berbagai kecurangan yang lain.
Kadang-kadang di dalam kesembronoan itu terdapat
orang-orang yang kita anggap terhormat. Contoh di atas adalah seorang caleg. Tentu
kita pernah juga mendengar yang sudah menjadi anggota legislatif pun pernah
berbuat tindakan yang cacat moral. Dalam kisah lain kita mungkin juga melihat
seorang tokoh masyarakat yang terpandang ternyata berbuat ceroboh dalam
kehidupannya. Seorang kepala keluarga yang kelihatan baik bahkan seorang hamba
Tuhan sekalipun bisa juga jatuh ke dalam tindakan yang menyimpag dari kebenaran
firman Tuhan. Masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki segala
sesuatunya. Bertobat dan lakukanlah lagi
kehidupan yang benar.
Hari ini, kita tidak pernah mengerti kapan hidup kita
akan berakhir. Mari kita berjuang dengan lebih giat untuk mengejar nilai hidup
yang lebih baik lagi sebelum kita meninggalkan dunia untuk selamanya. Sudahkah kita
siap untuk mempertanggung jawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan ?
Selamat pagi. Tuhan Yesus memberkati.
( Okky T. Rahardjo,
08564505091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar