Baca :
“Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku
telah memelihara iman.”
Ketika Ulangan Akhir Semester (UAS) di kelas kami, dari
batas waktu yang diberikan selalu saja ada anak yang belum menyelesaikan soal
dengan baik. Bila diberi kesempatan mengerjakan selama enam puluh menit, siswa
yang bernama Rendy selalu mengumpulkan yang paling akhir. Itu pun dalam kondisi
yang belum selesai semua jawabannya. Bahkan dari empat puluh lima nomor yang
harus diselesaikan, belum tentu banyak jawaban yang benar yang dia kerjakan.
Kita sering mengalami keterbatasan waktu dalam kehidupan
kita sehari-hari. Terbatasnya waktu itu bisa berupa deadline penyelesaian
tugas, batas akhir sebuah pendaftaran, atau tenggat waktu pengumpulan sebuah
formulir. Mengalami keterbatasan waktu memang tidak terlalu menyenangkan.
Ketika kita bisa menyelesaikan dengan baik, kita akan merasa lega. Sebaliknya,
bila tidak berhasil melalmpaui dengan baik, maka kita akan merasa gelisah dan
kecewa.
Setiap
kita memiliki jatah hidup masing-masing yang berbeda. Setiap kita memiliki
batas waktu yang berbeda untuk menghuni dunia yang fana ini. Masalahnya adalah
apakah kita bisa menyelesaikan dengan benar atau tidak kehidupan kita yang
terbatas ini. Seringkali ketika ada seorang yang meninggal dikutipkan ayat yang
menyatakan bahwa dia telah mencapai garis akhir dengan baik. Menurut saya, hal
itu belum tentu seseorang yang meninggal dunia maka dia mencapai garis akhir.
Belum tentu seorang yang sudah tidak menghirup nafas lagi berarti dia telah
mengakhiri pertandingan hidup dengan baik.
Garis
akhir adalah sasaran atau pencapaian kehidupan rohani kita. Apakah selama hidup
di dunia kita sudah melakukan firman Tuhan dengan benar. Apakah kita sudah
menggunakan potensi hidup kita dengan benar. Apakah kita sudah mengasihi orang
lain dengan benar. Kita sedang dan harus menuju ke arah sana. Mungkin kita
merasa tidak banyak mengetahui firman Tuhan, sehingga kesulitan untuk
melakukannya. Melakukan firman Tuhan sebenarnya bukan hal yang sulit, kita
melakukan apa yang sudah kita ketahui saja. Sambil terus belajar lebih lagi
dalam memahami firman Tuhan. Setiap kita beribadah, kita menerima firman Tuhan
ya itu yang dilakukan. Demikian seterusnya, sehingga tidak ada alasan untuk
berkata tidak mengetahui firman Tuhan.
Sekali
lagi, tidak selalu orang yang meninggal dunia berarti mencapai garis akhir.
Bila kehidupan semasa di dunia terlalu sembrono, ceroboh dan tidak menentu maka
dia tidak akan pernah mencapai garis akhir. Sebaliknya, ketika masih hidup
seseorang bisa mencapai garis akhir kehidupannya dengan baik seperti yang
dialami oleh Rasul Paulus. Setiap kita mau atau tidak, siap atau tidak sedang
mengikuti pertandingan iman dalam kehidupan kita. Jadilah seorang penyelesai
yang baik.
Hari
ini mari kita jaga hidup kita dengan benar untuk dapat menyelesaikan garis
akhir hidup kita dengan baik. Sehingga kita nantinya dapat menghadap Bapa Di
Sorga dengan senyuman yang lepas dan perasaan yang lega.
Selamat
pagi. Tuhan Yesus memberkati.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091) `
Tidak ada komentar:
Posting Komentar