Senin, 24 Juni 2013

Tegur Sapa 18 : Mencapai Garis Akhir


Baca       :
II Timotius 4 : 7

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

            Ketika Ulangan Akhir Semester (UAS) di kelas kami, dari batas waktu yang diberikan selalu saja ada anak yang belum menyelesaikan soal dengan baik. Bila diberi kesempatan mengerjakan selama enam puluh menit, siswa yang bernama Rendy selalu mengumpulkan yang paling akhir. Itu pun dalam kondisi yang belum selesai semua jawabannya. Bahkan dari empat puluh lima nomor yang harus diselesaikan, belum tentu banyak jawaban yang benar yang dia kerjakan.

            Kita sering mengalami keterbatasan waktu dalam kehidupan kita sehari-hari. Terbatasnya waktu itu bisa berupa deadline penyelesaian tugas, batas akhir sebuah pendaftaran, atau tenggat waktu pengumpulan sebuah formulir. Mengalami keterbatasan waktu memang tidak terlalu menyenangkan. Ketika kita bisa menyelesaikan dengan baik, kita akan merasa lega. Sebaliknya, bila tidak berhasil melalmpaui dengan baik, maka kita akan merasa gelisah dan kecewa.

Setiap kita memiliki jatah hidup masing-masing yang berbeda. Setiap kita memiliki batas waktu yang berbeda untuk menghuni dunia yang fana ini. Masalahnya adalah apakah kita bisa menyelesaikan dengan benar atau tidak kehidupan kita yang terbatas ini. Seringkali ketika ada seorang yang meninggal dikutipkan ayat yang menyatakan bahwa dia telah mencapai garis akhir dengan baik. Menurut saya, hal itu belum tentu seseorang yang meninggal dunia maka dia mencapai garis akhir. Belum tentu seorang yang sudah tidak menghirup nafas lagi berarti dia telah mengakhiri pertandingan hidup dengan baik.

Garis akhir adalah sasaran atau pencapaian kehidupan rohani kita. Apakah selama hidup di dunia kita sudah melakukan firman Tuhan dengan benar. Apakah kita sudah menggunakan potensi hidup kita dengan benar. Apakah kita sudah mengasihi orang lain dengan benar. Kita sedang dan harus menuju ke arah sana. Mungkin kita merasa tidak banyak mengetahui firman Tuhan, sehingga kesulitan untuk melakukannya. Melakukan firman Tuhan sebenarnya bukan hal yang sulit, kita melakukan apa yang sudah kita ketahui saja. Sambil terus belajar lebih lagi dalam memahami firman Tuhan. Setiap kita beribadah, kita menerima firman Tuhan ya itu yang dilakukan. Demikian seterusnya, sehingga tidak ada alasan untuk berkata tidak mengetahui firman Tuhan.

Sekali lagi, tidak selalu orang yang meninggal dunia berarti mencapai garis akhir. Bila kehidupan semasa di dunia terlalu sembrono, ceroboh dan tidak menentu maka dia tidak akan pernah mencapai garis akhir. Sebaliknya, ketika masih hidup seseorang bisa mencapai garis akhir kehidupannya dengan baik seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Setiap kita mau atau tidak, siap atau tidak sedang mengikuti pertandingan iman dalam kehidupan kita. Jadilah seorang penyelesai yang baik.

Hari ini mari kita jaga hidup kita dengan benar untuk dapat menyelesaikan garis akhir hidup kita dengan baik. Sehingga kita nantinya dapat menghadap Bapa Di Sorga dengan senyuman yang lepas dan perasaan yang lega.

Selamat pagi. Tuhan Yesus memberkati.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091)                                                `

Tidak ada komentar:

Posting Komentar