Bacaan
:
I Petrus 1 : 18-19
(18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,
(19) melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
Suatu kali ada seorang pemuda
berusia sekitar 23 tahun yang membaca ikaln di sebuah surat kabar. Pemuda itu
membaca sebuah iklan tentang sebuah gedung perkantoran yang terletak di sebuah
jalan utama di kota Surabaya. Iklan tersebut memuat nomor telepon gedung
tersebut. Tidak berapa lama pemuda tersebut menekan nomor telepon tersebut
menggunakan hand phone kecilnya. Seorang resepsionis kantor menjawab telepon
tersebut. Tanpa banyak kata pembuka, pemuda tersebut langsung berkata “ada bom
di dalam gedung ini, akan segera meledak dalam waktu lima belas menit lagi..”.
Karuan saja resepsionis tersebut panik dan memberitahu orang-orang seisi gedung
perihal bom di dalam gedung. Polisi beserta tim penjinak bom segera didatangkan
untuk menyisir seisi gedung. Setelah sekitar satu jam ditelusuri, ternyata bom
tidak ditemukan sama sekali. Sementara di lain pihak, pemuda penelepon tertawa
terbahak-bahak setelah menutup telepon teror tersebut. Ketika teman-temannya
menanyakan maksudnya, dia hanya menjawab sekedar iseng.
Firman Tuhan hari ini mengatakan bahwa kita telah ditebus dari perbuatan yang
sia-sia. Kata “sia-sia” setara dengan ceroboh, sembrono atau iseng. Hari ini
masih ada begitu banyak di antara kita yang hidup dalam perbuatan yang sia-sia.
Dalam arti kata lain, suka melakukan segala sesuatu yang sifatnya iseng. Suka
berbohong, sering berkata omong kosong, mengumpat, menjalin hubungan tanpa
status, menggoda pasangan orang lain, nonton tayangan porno, menjelajah
internet secara liar, menghabiskan waktu dengan bermain game, dan lain
perbuatan yang tidak memiliki tujuan jelas. Ketika hal itu ditanyakan,
seringkali jawabannya hanya iseng dan bercanda.
Kehidupan yang sia-sia inilah yang juga ditebus oleh Yesus melalui karya-Nya di
kayu salib. Keisengan yang ditimbulkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan
kita sesungguhnya telah diselesaikan oleh kematian Yesus ketika digantung di
bukit Golgota. Setiap kita seharusnya menanggung akibat perbuatan itu dengan
hukuman kekal dalam siksaan api neraka. Sebagaimana pemuda tersebut yang
akhirnya harus bertanggung jawab dengan mendekam dalam kurungan penjara sekian
bulan. Setiap perbuatan mengandung resiko besar dan berbahaya.
Tuhan Yesus sadar bahwa kita tidak mungkin bisa lepas dari hukuman tersebut.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan harus mempertanggung jawabkan
perbuatannya, maka kita mungkin luput dari hukuman kekal yang harus kita
terima. Karena itu Tuhan Yesus menyediakan diri-Nya sebagai korban untuk
menebus setiap perbuatan kita. Kita ditebus bukan dengan barang yang fana atau
emas dan perak. Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Sang Putra Allah
yang tidak terbayar oleh apa pun juga.
Hari ini, ketika kita masih suka melakukan perbuatan yang sia-sia dengan
keisengan dan keusilan yang masih melekat pada diri kita, dengan segala
kerendahan hati ijinkan saya menyarankan untuk kita berhenti dari perbuatan
tersebut. Sebelum semuanya menjadi sesal yang tiada berguna, mari kita
menanggalkan perbuatan sia-sia yang kita lakukan selama ini.
Mulailah melangkah dengan hati dan sikap yang benar sepanjang hari ini.
Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati.
( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar