Sabtu, 08 Juni 2013

Tegur Sapa 06 : Karena Iseng










Bacaan                        :       
I Petrus 1 : 18-19
(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Suatu kali ada seorang pemuda berusia sekitar 23 tahun yang membaca ikaln di sebuah surat kabar. Pemuda itu membaca sebuah iklan tentang sebuah gedung perkantoran yang terletak di sebuah jalan utama di kota Surabaya. Iklan tersebut memuat nomor telepon gedung tersebut. Tidak berapa lama pemuda tersebut menekan nomor telepon tersebut menggunakan hand phone kecilnya. Seorang resepsionis kantor menjawab telepon tersebut. Tanpa banyak kata pembuka, pemuda tersebut langsung berkata “ada bom di dalam gedung ini, akan segera meledak dalam waktu lima belas menit lagi..”.

            Karuan saja resepsionis tersebut panik dan memberitahu orang-orang seisi gedung perihal bom di dalam gedung. Polisi beserta tim penjinak bom segera didatangkan untuk menyisir seisi gedung. Setelah sekitar satu jam ditelusuri, ternyata bom tidak ditemukan sama sekali. Sementara di lain pihak, pemuda penelepon tertawa terbahak-bahak setelah menutup telepon teror tersebut. Ketika teman-temannya menanyakan maksudnya, dia hanya menjawab sekedar iseng.

            Firman Tuhan hari ini mengatakan bahwa kita telah ditebus dari perbuatan yang sia-sia. Kata “sia-sia” setara dengan ceroboh, sembrono atau iseng. Hari ini masih ada begitu banyak di antara kita yang hidup dalam perbuatan yang sia-sia. Dalam arti kata lain, suka melakukan segala sesuatu yang sifatnya iseng. Suka berbohong, sering berkata omong kosong, mengumpat, menjalin hubungan tanpa status, menggoda pasangan orang lain, nonton tayangan porno, menjelajah internet secara liar, menghabiskan waktu dengan bermain game, dan lain perbuatan yang tidak memiliki tujuan jelas. Ketika hal itu ditanyakan, seringkali jawabannya hanya iseng dan bercanda.

            Kehidupan yang sia-sia inilah yang juga ditebus oleh Yesus melalui karya-Nya di kayu salib. Keisengan yang ditimbulkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan kita sesungguhnya telah diselesaikan oleh kematian Yesus ketika digantung di bukit Golgota. Setiap kita seharusnya menanggung akibat perbuatan itu dengan hukuman kekal dalam siksaan api neraka. Sebagaimana pemuda tersebut yang akhirnya harus bertanggung jawab dengan mendekam dalam kurungan penjara sekian bulan. Setiap perbuatan mengandung resiko besar dan berbahaya.

            Tuhan Yesus sadar bahwa kita tidak mungkin bisa lepas dari hukuman tersebut. Karena semua orang telah berbuat dosa dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, maka kita mungkin luput dari hukuman kekal yang harus kita terima. Karena itu Tuhan Yesus menyediakan diri-Nya sebagai korban untuk menebus setiap perbuatan kita. Kita ditebus bukan dengan barang yang fana atau emas dan perak. Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Sang Putra Allah yang tidak terbayar oleh apa pun juga.

           Hari ini, ketika kita masih suka melakukan perbuatan yang sia-sia dengan keisengan dan keusilan yang masih melekat pada diri kita, dengan segala kerendahan hati ijinkan saya menyarankan untuk kita berhenti dari perbuatan tersebut. Sebelum semuanya menjadi sesal yang tiada berguna, mari kita menanggalkan perbuatan sia-sia yang kita lakukan selama ini.

          Mulailah melangkah dengan hati dan sikap yang benar sepanjang hari ini.

          Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati.

Dituliskan pada : 25 Maret 2013

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar