Jumat, 28 Juni 2013

Tegur Sapa 21 : Download & Metanoia



Baca    :
Filipi 4 : 8

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

            Sebagian besar dari antara kita pasti pernah melakukan download dari internet. Download yaitu proses mengunduh sesuatu file dari internet. Apakah itu merupakan file data, lagu atau film kita pasti pernah melakukannya. Kecanggihan jaman membuat seseorang bisa mendapatkan data secara mudah, cepat bahkan gratis melalui proses yang bernama download. Ada begitu banyak link untuk download yang tersedia di saluran internet kita. Apakah itu youtube untuk film, atau banyak macam saluran untuk file berupa data atau pun lagu. 

            Paling mengesalkan ketika download ternyata akses internetnya lambat sehingga proses download memakan waktu lama. Sebaliknya kita akan merasa senang bila akses internet yang kita gunakan ternyata lancar dan sepertinya tidak ada halangan. Maka proses download pun menjadi cepat, bahkan kita pun akan memanfaatkan untuk mendownload sebanyak mungkin file yang tersedia.

            Dalam kehidupan rohani, Tuhan menyediakan berbagai hal yang baik untuk kita alami. Semua kebaikan itu terdapat pada firman Tuhan. Dia mau untuk kita mengalami kebenaran baru dengan mengalami perubahan dalam akal budi kita. Firman Tuhan hari ini mengungkapkan ada banyak hal yang indah yang harus kita masukkan dalam pikiran kita. Semua hal yang benar, adil, mulia, suci, manis, sedap didengar, kebajikan dan patut dipuji hal-hal itulah yang seharusnya kita masukkan atau download dalam pikiran kita.

            Seberapa kali dalam satu hari kita malah lebih banyak mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Kita mulai dilanda kekuatiran, ketakutan, kekotoran dan hal-hal yang menyebabkan kekecewaan serta sakit hati. Mungkin kita menganggap bahwa itu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Benar, tapi sudah saatnya kita mengganti dengan pikiran yang baru. Pikiran yang sesuai dengan firman Tuhan. Maka kita akan berjalan dengan tegak mengatasi segala kekuatiran, kegelisahan dan kecemasan. Masalah boleh ada, namun ketika pikiran kita diubahkan, maka masalah itu tidak akan pernah menggetarkan hidup kita.

            Bangsa ini sudah terlalu sering dilanda prasangka buruk satu dengan lainnya. Mudah sekali terbawa emosi antara warga satu dengan warga negara lainnya. Kecurigaan terhadap orang lain yang berbeda pendapat telah begitu banyak membawa korban. Mari minta bantuan Roh Kudus untuk memperbaharui pikiran kita. Sudah waktunya kita anak-anak Tuhan melakukan metanoia (mewarnai dunia dengan pikiran baru) melalui download pada pikiran kita hal-hal yang benar sesuai yang terdapat dalam firman Tuhan.

            Selamat menjalani hari ini dengan pikiran baru. Tuhan Yesus memberkati.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091)

Kamis, 27 Juni 2013

Tegur Sapa 20 : Memiliki Penguasaan Diri




  Baca    :
Galatia 5 : 22-23
           (22)      Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
           (23)      kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

            Selama dua hari warga Wiyung Surabaya digegerkan oleh dua peristiwa yang unik, aneh tapi nyata. Selama dua hari itu terjadi dua kejadian yang nyaris sama di waktu yang berbeda. Peristiwa itu adalah meluncurnya mobil secara tiba-tiba menuju ke sungai yang terletak di depan Polsek Wiyung. Pada hari pertama sebuah mobil yang bernama Avanza secara tiba-tiba maju menyeberangi jalan lalu masuk ke sungai. Kala itu pemiliknya baru saja meninggalkan mobil menuju sebuah toko yang ada di depan sungai. Hari berikutnya, sebuah mobil lain meluncur ke belakang menuju sungai yang sama. Saat itu pemiliknya sedang menikmati soto yang juga terletak di seberang sungai tersebut.

            Warga setempat sempat mengaitkan peristiwa tersebut dengan sesuatu yang mistis. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut terjadi secara beruntun di tempat yang sama. Memang tidak ada korban jiwa, namun tak urung peristiwa tersebut sempat menarik perhatian warga yang melintas. Setelah diselidiki, ada suatu penyebab yang masuk akal yang menyebabkan peritiwa tersebut terjadi. Hal ini diketahui ketika pemilik mobil menyadari bahwa mereka lupa mengkondisikan handle rem pada mobil tersebut. Lupa meng-hand rem, akhirnya mobil meluncur dengan bebas menuju sungai yang ada di depannya. 

            Salah satu buah roh yang terdapat dalam bagian firman Tuhan yaitu penguasaan diri. Buah roh ini tidak kalah pentingnya dengan kasih, sukacita dan damai sejahtera. Selama ini ketiga hal tersebut yang sering ditonjolkan dalam kehidupan kekristenan. Tapi jangan lupa ada juga penguasaan diri yang tidak kalah penting untuk kita miliki.Penguasaan diri secara umum  memiliki arti kemampuan untuk mengontrol emosi, keinginan-keinginan, dan tingkah laku, supaya dapat menjauhi yang tidak baik dan melakukan yang baik.

            Hari-hari ini banyak sekali orang yang kehilangan penguasaan diri. Lebih mudah menuruti emosinya dari pada akal sehatnya. Lebih mudah mengikuti nafsunya dari pada keteraturan hidup yang benar. Lebih mudah mengikuti kemauannya sendiri dari pada kepentingan bersama. Ketika seseorang tidak memiliki penguasaan diri, dia akan lebih liar dari kuda yang tidak dikekang. Lebih membahayakan dari mobil yang tidak diberi hand rem. Kita sering melihat kasus di sekitar kita, seorang anak yang tega membunuh ibunya. Seorang ibu yang membuang anaknya ke dalam bak mandi. Seorang suami yang membunuh suaminya dan memasukkan ke dalam kakus. Seorang politikus yang saling serang dengan politikus lainnya melalui media. Seseorang bisa kehilangan hubungan yang baik dengan rekan lainnya ketika tidak memiliki penguasaan diri.

            Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk memiliki penguasaan diri yang benar. Penguasaan diri bukan sekedar menahan marah. Tidak sekedar menunda emosi. Karena kalau hal itu berasal dari usaha kita sebagai manusia, maka sifatnya hanya sementara saja. Penguasaan diri yang dimaksud ini berasal dari buah roh, sehingga yang memampukan adalah Roh Kudus. Semua berawal dari Dia yang mengerjakan segala sesuatunya dalam diri kita. Saya yakin, bila  penguasaan diri ini merupakan hasil dari persekutuan kita dengan Tuhan maka akan mengalir dengan sendirinya. Selain bersifat kekal, penguasaan diri ini akan mampu menjadi berkat bagi orang lain yang berinteraksi dengan kita. 

            Selamat menjalani hidup dalam penguasaan diri di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

Rabu, 26 Juni 2013

Tegur Sapa 19 : Perhatikanlah Hidupmu


Baca    :
Efesus 5 : 15-16

           (15)  Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,   janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

(16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Dua hari lalu ada sebuah berita yang mengejutkan di surat kabar yang saya baca. Berita tersebut terbilang unik, aneh namun juga tragis. Tertulis di sudut bawah Koran tersebut sebuah judul “Seorang caleg meninggal di lokalisasi”. Apa yang ada di benak kita ketika membaca judul berita tersebut. Mungkin sepintas kita akan tersenyum, tertawa tapi sebaliknya hal itu bisa menjadi sebuah perenungan yang mendalam. 

            Saya sendiri juga prihatin ketika membaca berita tersebut secara keseluruhan. Ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Yang pertama, dia meninggal di lokalisasi. Detik terakhir sebelum menghadap Tuhan, dia masih dalam keadaan berbuat dosa. Yang kedua, dia adalah seorang caleg. Kalau masih caleg saja sudah kedapatan main di lokalisasi, bagaimana nanti ketika sudah jadi wakil rakyat. Tentu moralnya makin parah. Yang ketiga, bagaimana dengan reaksi keluarga. Tentu hal itu merupakan sebuah tamparan keras yang memalukan.

            Hari ini, ketika segala sesuatu tersedia dengan baik di hadapan kita, adakah kita menjaganya dengan benar ? Hidup kita ini adalah sebuah kepercayaan. Sebuah kepercayaan yang istimewa, yang melebihi apa pun juga. Di dalam sebuah kepercayaan terdapat sebuah tanggung jawab di dalamnya. Bagaimana kita menjalankan kehidupan itu dengan benar. Bagaimana kita membawa manfaat yang baik dalam kehidupan itu. Semua hal itu pada akhirnya kita pertanggung jawabkan kala menghadap Bapa Di Sorga nantinya.

            Firman Tuhan hari ini memperingatkan kita secara tegas, perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup. Jangan seperti orang bebal. Berlakulah seperti seorang yang arif dan bijaksana. Mari periksa kembali sebelum melangkah lebih jauh di hari ini. Adakah kita selama ini hidup dengan berbagai tindakan yang sembrono dan ceroboh. Menelantarkan keluarga, menyalah gunakan jabatan, menyia-nyiakan kesempatan yang ada, tidak disiplin dalam mengatur keuangan, tidak memiliki moral yang baik dan berbagai kecurangan yang lain. 

            Kadang-kadang di dalam kesembronoan itu terdapat orang-orang yang kita anggap terhormat. Contoh di atas adalah seorang caleg. Tentu kita pernah juga mendengar yang sudah menjadi anggota legislatif pun pernah berbuat tindakan yang cacat moral. Dalam kisah lain kita mungkin juga melihat seorang tokoh masyarakat yang terpandang ternyata berbuat ceroboh dalam kehidupannya. Seorang kepala keluarga yang kelihatan baik bahkan seorang hamba Tuhan sekalipun bisa juga jatuh ke dalam tindakan yang menyimpag dari kebenaran firman Tuhan. Masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki segala sesuatunya. Bertobat dan lakukanlah lagi  kehidupan yang benar.

            Hari ini, kita tidak pernah mengerti kapan hidup kita akan berakhir. Mari kita berjuang dengan lebih giat untuk mengejar nilai hidup yang lebih baik lagi sebelum kita meninggalkan dunia untuk selamanya. Sudahkah kita siap untuk mempertanggung jawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan ?

            Selamat pagi. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 08564505091 )

Senin, 24 Juni 2013

Tegur Sapa 18 : Mencapai Garis Akhir


Baca       :
II Timotius 4 : 7

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

            Ketika Ulangan Akhir Semester (UAS) di kelas kami, dari batas waktu yang diberikan selalu saja ada anak yang belum menyelesaikan soal dengan baik. Bila diberi kesempatan mengerjakan selama enam puluh menit, siswa yang bernama Rendy selalu mengumpulkan yang paling akhir. Itu pun dalam kondisi yang belum selesai semua jawabannya. Bahkan dari empat puluh lima nomor yang harus diselesaikan, belum tentu banyak jawaban yang benar yang dia kerjakan.

            Kita sering mengalami keterbatasan waktu dalam kehidupan kita sehari-hari. Terbatasnya waktu itu bisa berupa deadline penyelesaian tugas, batas akhir sebuah pendaftaran, atau tenggat waktu pengumpulan sebuah formulir. Mengalami keterbatasan waktu memang tidak terlalu menyenangkan. Ketika kita bisa menyelesaikan dengan baik, kita akan merasa lega. Sebaliknya, bila tidak berhasil melalmpaui dengan baik, maka kita akan merasa gelisah dan kecewa.

Setiap kita memiliki jatah hidup masing-masing yang berbeda. Setiap kita memiliki batas waktu yang berbeda untuk menghuni dunia yang fana ini. Masalahnya adalah apakah kita bisa menyelesaikan dengan benar atau tidak kehidupan kita yang terbatas ini. Seringkali ketika ada seorang yang meninggal dikutipkan ayat yang menyatakan bahwa dia telah mencapai garis akhir dengan baik. Menurut saya, hal itu belum tentu seseorang yang meninggal dunia maka dia mencapai garis akhir. Belum tentu seorang yang sudah tidak menghirup nafas lagi berarti dia telah mengakhiri pertandingan hidup dengan baik.

Garis akhir adalah sasaran atau pencapaian kehidupan rohani kita. Apakah selama hidup di dunia kita sudah melakukan firman Tuhan dengan benar. Apakah kita sudah menggunakan potensi hidup kita dengan benar. Apakah kita sudah mengasihi orang lain dengan benar. Kita sedang dan harus menuju ke arah sana. Mungkin kita merasa tidak banyak mengetahui firman Tuhan, sehingga kesulitan untuk melakukannya. Melakukan firman Tuhan sebenarnya bukan hal yang sulit, kita melakukan apa yang sudah kita ketahui saja. Sambil terus belajar lebih lagi dalam memahami firman Tuhan. Setiap kita beribadah, kita menerima firman Tuhan ya itu yang dilakukan. Demikian seterusnya, sehingga tidak ada alasan untuk berkata tidak mengetahui firman Tuhan.

Sekali lagi, tidak selalu orang yang meninggal dunia berarti mencapai garis akhir. Bila kehidupan semasa di dunia terlalu sembrono, ceroboh dan tidak menentu maka dia tidak akan pernah mencapai garis akhir. Sebaliknya, ketika masih hidup seseorang bisa mencapai garis akhir kehidupannya dengan baik seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Setiap kita mau atau tidak, siap atau tidak sedang mengikuti pertandingan iman dalam kehidupan kita. Jadilah seorang penyelesai yang baik.

Hari ini mari kita jaga hidup kita dengan benar untuk dapat menyelesaikan garis akhir hidup kita dengan baik. Sehingga kita nantinya dapat menghadap Bapa Di Sorga dengan senyuman yang lepas dan perasaan yang lega.

Selamat pagi. Tuhan Yesus memberkati.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091)                                                `