Sabtu, 26 Juli 2014

Tegur Sapa 37 : Penjaga Malam





Mazmur 130 : 5-6
(5) Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
(6) Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

            Pada bagian firman Tuhan ini diilustrasikan bahwa orang yang berharap pada Tuhan seperti seorang pengawal atau penjaga malam. Saya beberapa kali ketika membaca bagian firman Tuhan yang ini sering berpikir mengapa kok diumpamakan sebagai seorang penjaga. Saya yakin tidak ada bagian firman Tuhan yang ditulis tanpa arti atau iseng, sekalipun itu hanya satu ayat atau sebuah kalimat. Bahkan ketika bagian kalimat ini dituliskan dua kali, saya juga percaya bahwa Tuhan punya maksud khusus melalui pemazmur untuk kehidupan kita secara pribadi.

            Saya mulai teringat lagi bagian ayat ini ketika beberapa hari belakangan mendapatkan mandat untuk menjadi petugas jaga dalam rangka pengamanan kampung untuk suasana mudik hari raya. Hal yang pertama yang saya pelajari adalah seorang pengawal atau penjaga malam adalah seorang yang bekerja dengan penuh kewaspadaan. Tidak sekalipun dia membiarkan dirinya lengah. Bahkan untuk kepentingan keamanan, dia biasanya memperlengkapi diri dengan senjata dan alat keamanan lain. Saya dalam menjalankan tugas dibekali sebuah senter penerang dan satu tongkat pentungan.

            Mazmur ini ditulis dalam keadaan orang yang sedang dalam tekanan masalah. Himpitan berbagai masalah membuat dia tidak bisa melakukan apa pun. Dalam ayat pertama disebutkan “dari jurang yang dalam”. Sebuah kondisi yang tanpa harapan dan ketidak berdayaan. Saat itulah Tuhan mau kita berseru dan berharap kepada-Nya. Ketika kita sedang dalam situasi yang terjepit, adakah kita bersiaga, berwaspada dan berlaku ekstra dalam menantikan Tuhan. Sudahkah kita bersungguh hati menaikkan doa dan pengharapan kita kepada Tuhan. Sudah siapkah kita dengan firman Tuhan yang seharusnya menjadi senjata rahasia kita dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan kita. Seringkali terjadi, kita tidak hidup dalam kewaspadaan. Ketika kita sembrono dan malah mencari pertolongan lain kala didera persoalan yang menghimpit hidup kita.

            Saat saya bertugas menjaga keamanan kampung, saya harus siap di dalam pos yang sudah ditentukan. Walaupun memang sesekali tetap harus melakukan patroli keliling. Saya tetap siap berada di pos untuk menunggu kedatangan seorang petugas dari pengurus keamanan RW  yang membawa buku absensi yang harus ditanda tangani setiap satu jam. Saya sempat menjumpai rekan yang tidak ada dalam pos kala absen tersebut datang. Akibatnya, dia dianggap tidak hadir padahal saat itu dia juga bertugas jaga pada jam yang sama.

            Pada poin yang ini Tuhan mengajarkan pada saya untuk memiliki kesetiaan. Ketika kita berharap pada Tuhan, adakah kita tetap setia menantikan pertolongan-Nya atau sudah “balik kanan”lebih dulu. Saat kita berdoa pada Tuhan, berseru dan berharap melalui doa kita jangan pernah sekalipun kita kehilangan kesetiaan. Seringkali doa belum dijawab, kita sudah kehilangan kesetiaan. Saat pertolongan belum tiba, ternyata kita sudah meninggalkan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan. Jangan pernah meninggalkan jam doamu, jam baca firman Tuhan sebagaimana kewaspadaan yang kita pelajari pada poin di atas.

            Pengawal yang mengharapkan pagi. Kalimat ini menarik sekali, bahkan beberapa kali dijadikan syair dalam lagu rohani yang sudah populer. Semua penjaga malam selalu mengharapkan pagi segera datang. Mengapa demikian, oleh karena saat itu tugasnya berakhir dan dia bisa beristirahat. Ketika kita berharap pada Tuhan, jangan pernah kehilangan semangat. Harapan itu akan segera tiba dan pertolongan itu akan segera menghampiri kita. Kesukaan akan segera hadir menggantikan kedukaan. Sukacita akan menggantikan putus asa yang kita alami. Ketika kita meningkatkan kewaspadaan dengan berseru pada Tuhan dan menekuni firman Tuhan. Kita pun menaruh harap dan percaya kita dengan setia, maka Tuhan akan menjawab dengan cara yang tak terduga. Di situlah kelegaan dan ketenangan yang digambarkan sebagai pagi yang cerah akan diberikan pada kita. 

            Ketika kita sedang dilanda kesulitan ekonomi, saat ada dalam tekanan dan batas waktu yang mendesak, waktu kita ditolak oleh orang lain, kala sakit sedang melanda dan tak kunjung sembuh serta berbagai masalah lain yang menimpa hidup kita, percayalah Tuhan Yesus tetap Allah yang sanggup melakukan keajaiban dalam hidup kita. Firman Tuhan berkata sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai.

            Selamat menantikan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

sumber gambar :  www.pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar