Jumat, 04 Juli 2014

Tegur Sapa 33 : Racun Kecil Yang Mematikan


                                                                Baca  :
 Amsal 16 : 24 
(24) Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

Tahukah anda bagaimana seorang Napoleon meninggal dunia ? Seorang kaisar yang disegani oleh lawan-lawannya itu bukan meninggal dalam peperangan yang sengit. Bukan meninggal karena serangan senjata yang menghunus tubuhnya. Tidak juga karena terjebak di dalam kepungan peluru yang berdesing di sekitarnya. Bukan            !

Napoleon yang seorang pemimpin perang gagah perkasa dari Perancis itu justru meninggal karena diracun. Seorang dokter gigi yang mengadakan penelitian pada tahun 1960 menemukan indikasi bahwa Napoleon meninggal karena di dalam tubuhnya terdapat kandungan Arsenik yang membahayakan. Penelitian yang dimulai pada tahun 1952 tersebut menemukan kandungan Arsenik itu melalui rambut pada jenazah Napoleon. Arsenik adalah sebuah bahan kimia yang mengandung racun.

Kadar Arsenik tersebut dtemukan sebanyak 51,2 ppm. Sementara batas wajar dalam tubuh manusia yang diperbolehkan adalah 2,8 ppm. Singkatnya, hampir 30 kali lipat terdapat kandungan Arsenik di dalam tubuhnya. Tidak pernah ditemukan siapa yang membuat racun itu terminum oleh Napoleon. Tapi bisa diduga, bahwa penyebabnya adalah orang yang memiliki akses paling dekat kepada dirinya selama di dalam tahanan.

Bagaimana cara mematikan hidup seseorang ? Mudah saja, bukan melalui benda atau senjata tajam. Tidak perlu dengan pisau, tombak atau panah. Cukup dengan sebuah racun kecil yang tidak terduga. Racun itu adalah berupa perkataan yang mematikan.

Ketika kita mengucapkan kata-kata yang sengit, pahit atau nylekit kepada orang-orang di sekitar kita. Saat itulah kita sedang berusaha membunuh orang itu secara perlahan-lahan. Siapa yang bisa melakukannya, tentu mereka yang memiliki akses paling dekat.

Saat suami memaki isteri. Bila isteri sinis terhadap suami. Seorang saudara merendahkan saudara lainnya. Seorang ayah ketika mencela anak. Ketika anak menghardik orang tua. Ketika guru merendahkan siswa dan berbagai kasus lain.

Perkataan yang menyakitkan merupakan racun kecil yang mematikan. Kematian tidak hanya secara fisik. Seseorang bisa juga mengalami kematian berupa semangat, karier, kejiwaan dan potensi hidupnya. Bila perkataan sengit itu mematikan, cobalah ganti perkataan kita dengan perkataan yang menghidupkan. Berilah perkatan yang manis dan memberi semangat. Maka perkataan kita akan menghidupkan orang-orang yang ada di skeitar kita.

Selamat mengucapkan kata-kata yang membangun iman di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )
Sumber gambar           : www.tahupedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar