Mazmur 130 : 5-6
(5) Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku
menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
(6) Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih
dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan
pagi.
Pada bagian firman Tuhan ini diilustrasikan bahwa orang
yang berharap pada Tuhan seperti seorang pengawal atau penjaga malam. Saya
beberapa kali ketika membaca bagian firman Tuhan yang ini sering berpikir
mengapa kok diumpamakan sebagai seorang penjaga. Saya yakin tidak ada bagian
firman Tuhan yang ditulis tanpa arti atau iseng, sekalipun itu hanya satu ayat
atau sebuah kalimat. Bahkan ketika bagian kalimat ini dituliskan dua kali, saya
juga percaya bahwa Tuhan punya maksud khusus melalui pemazmur untuk kehidupan
kita secara pribadi.
Saya mulai teringat lagi bagian ayat ini ketika beberapa
hari belakangan mendapatkan mandat untuk menjadi petugas jaga dalam rangka
pengamanan kampung untuk suasana mudik hari raya. Hal yang pertama yang saya
pelajari adalah seorang pengawal atau penjaga malam adalah seorang yang bekerja
dengan penuh kewaspadaan. Tidak sekalipun dia membiarkan dirinya lengah. Bahkan
untuk kepentingan keamanan, dia biasanya memperlengkapi diri dengan senjata dan
alat keamanan lain. Saya dalam menjalankan tugas dibekali sebuah senter
penerang dan satu tongkat pentungan.
Mazmur ini ditulis dalam keadaan orang yang sedang dalam
tekanan masalah. Himpitan berbagai masalah membuat dia tidak bisa melakukan apa
pun. Dalam ayat pertama disebutkan “dari jurang yang dalam”. Sebuah kondisi
yang tanpa harapan dan ketidak berdayaan. Saat itulah Tuhan mau kita berseru
dan berharap kepada-Nya. Ketika kita sedang dalam situasi yang terjepit, adakah
kita bersiaga, berwaspada dan berlaku ekstra dalam menantikan Tuhan. Sudahkah kita
bersungguh hati menaikkan doa dan pengharapan kita kepada Tuhan. Sudah siapkah
kita dengan firman Tuhan yang seharusnya menjadi senjata rahasia kita dalam
menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan kita. Seringkali terjadi, kita tidak
hidup dalam kewaspadaan. Ketika kita sembrono dan malah mencari pertolongan lain kala
didera persoalan yang menghimpit hidup kita.
Saat saya bertugas menjaga keamanan kampung, saya harus
siap di dalam pos yang sudah ditentukan. Walaupun memang sesekali tetap harus
melakukan patroli keliling. Saya tetap siap berada di pos untuk menunggu
kedatangan seorang petugas dari pengurus keamanan RW yang membawa buku absensi yang harus ditanda
tangani setiap satu jam. Saya sempat menjumpai rekan yang tidak ada dalam pos
kala absen tersebut datang. Akibatnya, dia dianggap tidak hadir padahal saat
itu dia juga bertugas jaga pada jam yang sama.
Pada poin yang ini Tuhan mengajarkan pada saya untuk
memiliki kesetiaan. Ketika kita berharap pada Tuhan, adakah kita tetap setia
menantikan pertolongan-Nya atau sudah “balik kanan”lebih dulu. Saat kita berdoa
pada Tuhan, berseru dan berharap melalui doa kita jangan pernah sekalipun kita
kehilangan kesetiaan. Seringkali doa belum dijawab, kita sudah kehilangan
kesetiaan. Saat pertolongan belum tiba, ternyata kita sudah meninggalkan
persekutuan pribadi kita dengan Tuhan. Jangan pernah meninggalkan jam doamu,
jam baca firman Tuhan sebagaimana kewaspadaan yang kita pelajari pada poin di
atas.
Pengawal yang mengharapkan pagi. Kalimat ini menarik
sekali, bahkan beberapa kali dijadikan syair dalam lagu rohani yang sudah
populer. Semua penjaga malam selalu mengharapkan pagi segera datang. Mengapa demikian,
oleh karena saat itu tugasnya berakhir dan dia bisa beristirahat. Ketika kita
berharap pada Tuhan, jangan pernah kehilangan semangat. Harapan itu akan segera
tiba dan pertolongan itu akan segera menghampiri kita. Kesukaan akan segera
hadir menggantikan kedukaan. Sukacita akan menggantikan putus asa yang kita
alami. Ketika kita meningkatkan kewaspadaan dengan berseru pada Tuhan dan
menekuni firman Tuhan. Kita pun menaruh harap dan percaya kita dengan setia,
maka Tuhan akan menjawab dengan cara yang tak terduga. Di situlah kelegaan dan
ketenangan yang digambarkan sebagai pagi yang cerah akan diberikan pada kita.
Ketika kita sedang dilanda kesulitan ekonomi, saat ada
dalam tekanan dan batas waktu yang mendesak, waktu kita ditolak oleh orang
lain, kala sakit sedang melanda dan tak kunjung sembuh serta berbagai masalah
lain yang menimpa hidup kita, percayalah Tuhan Yesus tetap Allah yang sanggup
melakukan keajaiban dalam hidup kita. Firman Tuhan berkata sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai.
Selamat menantikan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan
Yesus memberkati.
( Okky T. Rahardjo,
085645705091 )
sumber gambar : www.pixabay.com