Baca : II Petrus 2 : 20 - 22
(20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka
akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari
kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya
keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
(21) Karena itu bagi mereka adalah
lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada
mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan
kepada mereka.
(22) Bagi mereka cocok apa yang
dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya,
dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Suatu
kali saya mendapatkan kesempatan berupa pengalaman syuting untuk sebuah acara televisi.
Sekitar tiga kali acara berbeda untuk dua stasiun televisi lokal kota Surabaya
pernah saya ikuti. Acara tersebut berupa sebuah liputan dan satu program taping
live music. Saya mengamati bahwa untuk mendaatkan hasil yang terbaik, maka
sering dilakukan pengambilan gambar berulang kali. Setiap kali ada sedikit
kesalahan dalam adegan, perkataan maupun situasi yang mengganggu maka dilakukan
pengambilan gambar ulang yang sering disebut retake.
Satu kali ada kesalahan ucap dari pembawa acara di
panggung, yang seharusnya berkata “selamat malam” menjadi “selamat siang”. Di adegan
lain, band yang tampil terlihat salah ketika memainkan intro seakan tidak
kompak, sehingga harus diulang. Di sisi lain pernah juga pembawa acara yang
berlari menuju panggung terpeleset jatuh. Atau ketika wawancara berlangsung di
sebuah rumah, tiba-tiba ada gangguan bunyi bel sepeda motor. Semua adegan
tersebut mengganggu kelancaran syuting. Oleh karenanya harus diulang, sekali
atau dua kali lagi.
Pengulangan adegan penting sekali untuk mendapatkan hasil
yang bagus. Seseorang narasumber atau pelaku syuting terpaksa harus melakukan
gaya, gerak atau ucapan yang nyaris sama dengan sebelumnya. Hal itu perlu untuk
dilakukan. Namun bagaimana bila yang diulang adalah sebuah tindakan dosa ?
Tentu hal itu sangat disesalkan bila dilakukan berulang kali. Sebuah perbuatan
yang buruk dan melanggar firman Tuhan tentu tidak akan membawa manfaat yang
baik bila dilakukan berkali-kali. Saya pernah menjumpai seseorang yang
kedapatan mabuk-mabukan, tiap hari minum-minuman keras hingga menelantarkan
keluarga. Ketika banyak pihak memberikan nasehat, dia mengaku menyesal dan
tidak akan mengulangi. Namun apakah dia benar-benar berhenti ? Ternyata tidak,
dia terus mengulanginya di lain kesempatan.
Seseorang pernah berkata bahwa tindakan yang dilakukan
berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Lalu kebiasaan yang dilakukan terus
menerus akan menjadi karakter. Bahaya sekali kalau sudah menjadi karakter. Pemabuk
yang saya ceritakan di atas tentu memulai tindakannya dari sesekali minum
minuman keras. Banyak sekali “tindakan kecil” yang lain yang karena dilakukan
berulang kali maka menjadi sebuah kebiasaan yang buruk dan akhirnya menjadi
karakter yang menyesatkan. Misalnya, seringnya seseorang berkata kotor
menjadikannya pengumpat yang ulung. Seseorang yang terbiasa mengakses hal-hal
pornografi akan menjadikannya sebagai seorang pezinah. Demikian juga seorang
yang mudah tersinggung akan menjadikannya pemarah. Seorang anak yang terbiasa
mengambil uang orang lain tanpa ketahuan akan menjadikannya seorang pencuri
yang lihai.
Firman Tuhan yang kita baca di atas ini bahkan memberikan
sebuah contoh yang mengerikan sekali. Seperti seekor babi yang kembali pada
kubangannya. Walaupun seekor babi didandani begitu rapi, namun dia tetaplah
babi yang habitatnya adalah tempat-tempat yang kumuh dan kotor. Bahkan dituliskan
juga seperti seekor anjing yang kembali pada muntahannya. Sebuah contoh yang
menjijikan. Demikianlah halnya bila seseorang yang mengaku sudah bertobat. Lalu
kembali lagi kepada perbuatan dosanya yang lama. Mengulangi lagi perbuatan yang
dulu pernah ditinggalkan. Kondisinya akan disamakan dengan babi dan anjing yang
tidak pernah menyadari bahwa dirinya sudah dibersihkan.
Tidak ada jalan lain kecuali penebusan darah Tuhan Yesus
yang memampukan kita untuk hidup kudus dan menyucikan kita dari segala
kejahatan. Hari ini masihkah kita berkutat dengan dosa lama yang dulu pernah
kitanggalkan ? Mari kita berhenti dan kembali pada panggilan pertobatan yang
pernah kita ikrarkan. Tidak ada kata terlambat selama Tuhan masih meberikan
kesempatan bernafas di dunia ini.
Selamat meninggalkan dosa-dosa lama kita. Tuhan Yesus
memberkati.
sumber gambar : tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar