Jumat, 29 Januari 2016

Kejadian 4 : Mudah Tersinggung


Baca    : Kejadian 4
Nats     : Kejadian 4 : 3-5




4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Shalom,

Setiap orang hampir pasti pernah mengalami tersinggung. Sebuah sifat negatif yang berasal dari kondisi hati yang terluka baik oleh keadaan maupun seseorang. Pelampiasan sifat tersinggung biasanya berupa kebencian yang tersimpan dalam hati atau yang lebih ekstrim berupa tindakan yang bisa melukai orang lain yang menjadi lawan ketersinggungannya. Dalam beberapa kasus akibat tersinggung bisa melukai, mencederai atau bahkan membunuh orang lain.

Dalam kisah yang menjadi  bacaan kali ini terdapat seorang tokoh yang digambarkan mudah tersinggung yaitu Kain yang merupakan salah satu anak dari Adam dan Hawa. Penggambaran tersinggungnya ini Kain ini terungkap dalam kalimat “Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.”. Saat itu Kain sedang tersinggung kepada Habel yang tidak lain merupakan adik kandungnya sendiri.

Bagi sebagian orang tersinggung merupakan hal yang wajar, namun tentu menjadi tidak wajar bila reaksi yang timbul terlalu berlebihan. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab ketersinggungan seseorang. Mari kita periksa, adakah diantara kita termasuk pada hal berikut ini :

a)      Membandingkan diri dengan orang lain
Kondisi diri yang lemah dan kekurangan membuat seseorang menjadi kurang percaya diri. Kekurang percayaan diri ini secara tidak sadar membuat seseorang menjadi membandingkan kondisi dirinya dengan orang lain. Bila hal itu terjadi, maka seseorang menjadi mudah tersinggung. Walaupun sebenarnya tidak ada satu orang pun yang dengan sengaja mempermasalahkan kondisi dirinya. Milikilah rasa syukur supaya kita tidak mudah tersinggung ketika melihat kondisi orang lain yang berkelebihan dari pada kita.
b)     Terluka oleh perkataan atau perlakuan
Hal yang seperti ini sering menjadi masalah. Ketika ada perkataan atau pun perlakuan orang lain yang melukai hati kita maka sepertinya secara otomatis hati kita menjadi tersinggung. Kalau hal ini yang terjadi, sesadarnya segera ampuni dan tinggalkan penyebab ketersinggungan itu dari pada berkepanjangan.
c)      Pembawaan sifat keturunan
Bukankah seringkali kita menjumpai sebuah kasus di mana seorang yang dikenal bertemperamental ternyata menurun ke anaknya. Sehingga kita sering mengatakan “pantas saja dia mudah tersinggung dan temperamental..mirip ayahnya..”. Bila hal ini yang terjadi, mari kita perbesar buah roh dalam kehidupan kita. Ingatlah, darah Yesus mampu menyelesaikan segala kutuk keturunan. Termasuk menyelesaikan sifat keturunan mudah tersinggung.
                       
Ada begitu banyak peristiwa kita lihat. Oleh karena tersinggung, sebuah gereja terpecah belah. Seorang hamba Tuhan saling menuntut hamba Tuhan lain. Seorang gembala siding berseteru dengan anaknya. Oleh karena tersinggung, seorang pimpinan partai politik bisa saling menjatuhkan kawan separtainya. Oleh karena tersinggung, seorang anak bisa membunuh ayahnya. Seorang suami bisa meninggalkan isterinya. Serta banyak hal lain lagi.

 Hari ini, mari kita periksa kembali hidup kita. Adakah kita masih mudah tersinggung dan marah kepada orang lain. Tidak ada satu hal pun yang tidak dapat diselesaikan. Bawa ketersinggunganmu itu di kaki Tuhan Yesus, maka anugerah-Nya akan mampu menyelesaikan segala bentuk kesalah pahaman dan ketersinggungan kita. Mari kita tolak roh Kain masuk dalam hidup kita. Selamat hidup dalam hati yang mudah mengampuni dan memahami orang lain.

Ketersinggungan hanya akan membuat jarak semakin terpisah antara seorang anak Tuhan dengan anak Tuhan lainnya. Tuhan Yesus memberkati.

            ( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16, okkie_rahardjo@yahoo.com )

emosi.blogspot.com

Senin, 11 Januari 2016

Kejadian 3 : Sedap Kelihatannya




Baca    : Kejadian 3

Nats     : Kejadian 3 : 6
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”


Shalom,

Suatu kali saya melihat sebuah promosi yaitu adanya mug yang menarik yang ditawarkan murah seharga dua belas ribu rupiah. Saya tidak menduga bahwa ada mug bergambar atribut salah satu klub sepak bola dijual murah. Mug tersebut dipasang besar-besar pada sebuah banner iklan di sebuah minimarket lokal. Namun langkah saya terhenti ketika setelah saya baca keseluruhan hingga bagian bawah tertulis syarat dan ketentuan berlaku. Syarat yang diajukan yaitu jika melakukan transaksi minimal seratus lima puluh ribu rupiah, maka berhak melakukan pembelian mug tersebut. hal ini mengurungkan niat dan minat saya untuk membeli mug tersebut, mengingat syarat yang ditawarkan lebih berat dari barang yang dipromosikan.

Kitab Kejadian pasal ketiga memuat kisah mengenai jatuhnya kedua manusia pertama ke dalam dosa. Kedua manusia itu yaitu laki-laki dan perempuan yang belakangan kita kenal dengan nama Adam dan Hawa. Mereka pada awalnya memiliki kehidupan yang intim dengan Tuhan serta setia mengikuti apa yang Tuhan mau. Salah satu yang Tuhan kehendaki yaitu supaya mereka tidak memakan buah pengetahuan yang ditempatkan di tengah-tengah taman Eden.

Suatu hari di kala mereka sedang berjalan di tengah taman yang dibuat oleh Tuhan itu, pelanggaran tersebut terjadi. Semua kita tahu bagaimana kisah terjadinya peristiwa tersebut. Namun yang menarik hal yang membuat mereka nekad memakan buah pengetahuan tersebut yaitu karena mereka melihat buah itu “baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya”. Sebagian besar dosa terjadi melalui sesuatu hal yang menarik mata kita. Pelanggaran seringkali terjadi melalui hal-hal kecil yang tidak kita sadari namun kita menikmatinya.

Sebagai contoh, sebagian besar kita tahu bahwa merokok merusak kesehatan kita. Sebagian besar organ tubuh kita bisa hancur karena merokok. Bahkan seringkali ditunjukkan antara pria dan wanita masing-masing memiliki bahaya tersendiri ketika menjadi penghisap rokok. Namun yang seperti ini sering diabaikan, mengapa demikian ? Oleh karena yang ditampilkan dalam iklan rokok adalah sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Sebagaimana sering kita lihat adanya persahabatan, percintaan dan gaya hidup yang santai. Tak pernah kita sadari bahwa tampilan itu membungkus resiko penyakit yang bisa dialami oleh seseorang yang merokok.

Hal-hal kecil lain yang sepertinya “baik dan sedap” diantaranya tampak pada hal-hal yang bersifat remeh. “Nanti saja”, “’Ga ngaruh kok”, “Sedikit saja”, “Kalau kamu yang melakukannya ‘ga apa-apa kok” dan berbagai kata pemanis lain yang membungkus terjadinya dosa dan pelanggaran yang mungkin terjadi. Saat ini iblis tidak lagi gencar menyerang anak-anak muda melalui narkoba, karena dia tahu bahwa itu pasti ditentang. Selain juga karena narkoba harganya mahal dan sulit dicari. Namun belakangan iblis menyerang melalui hal-hal remeh yang sepertinya tidak terlalu bermasalah.

Game dengan berbagai aplikasinya saat ini mulai menyerang anak-anak Tuhan dengan mudah. Mengapa, karena piranti game sepertinya tidak terlalu membahayakan daripada narkoba. Namun ketika seorang anak muda mulai kecanduan game, dia akan melakukan apa saja untuk dapat memainkannya. Menunda belajar, malas bekerja dan mengabaikan jam doa. Lebih banyak menghamburkan uang untuk game daripada untuk hal lain yang lebih berguna. Serta berbagai efek negatif lainnya. Pelan tapi pasti, game sudah mulai mematikan kehidupan rohani anak-anak Tuhan usia muda.

Beberapa contoh di atas hanyalah sekedar contoh yang terlihat di sekitar kita. Masih ada begitu banyak hal lain yang mampu menjerat kita pada dosa melalui hal yang kelihatannya baik, remeh, terdengar indah, terlihat sedap atau bisa kita nikmati dengan nyaman.

Hari ini, mari kembali kita periksa hidup kita. Adakah kita masih terikat dengan dosa yang kelihatan menarik dan terlihat sedap di mata kita ?. Hal apakah yang membuat kita kecanduan sehingga menjauhkan diri dari Tuhan. Jangan pernah kehilangan keintimanmu dengan Tuhan hanya karena salah menggunakan penglihatanmu. Selamat menjaga mata kita dengan benar.

Ketika kita bisa menguasai mata kita, maka kita bisa mengendalikan sebagian besar langkah kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16, okkie_rahardjo@yahoo.com )


Sumber gambar : wongserang.com

Sabtu, 09 Januari 2016

Kejadian 2 : Inisiatif Tuhan




Baca    : Kejadian 2
Nats     : Kejadian 2 : 15

         ( 2:15) “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara  taman itu”
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan    penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

            Shalom,

            Pada bagian kedua dari kitab Kejadian ini kita akan melihat lagi salah satu campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia. Saya yakin dan percaya bahwa ketika kita kembali berdasar pada firman Tuhan maka segala rahasia kehidupan akan terungkap satu per satu dengan indah. Hal-hal yang selama ini bagi kita seperti tersembunyi ternyata ketika disingkapkan oleh firman Tuhan, maka hal-hal tersebut akan menjadi terang benderang. Berikut ini adalah salah satu contoh diantaranya.

            Hal-hal berikut ini akan kita lihat betapa ketika Tuhan mengambil inisiatif dalam aspek kehidupan kita, maka segalanya akan menjadi dimudahkan. Memang tidak semata-mata menjadi sangat mudah, namun dimudahkan. Hal pertama yang perlu kita pahami yaitu bahwa pekerjaan itu adalah inisiatifnya Tuhan. Memang benar manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia harus berusaha keras supaya mengalami keberhasilan. Tapi yang seringkali dilupakan yaitu bahwa pekerjaan yang kita tekuni sebenarnya merupakan inisiatifnya Tuhan.

            Manusia pertama yang selanjutnya diberi nama Adam, ditempatkan Tuhan di taman Eden supaya menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan itu yang memberikan ya Tuhan sendiri. Mulai dari mengusahakan taman serta mengolah berbagai tumbuhan yang ada hingga memberi nama berbagai jenis binatang yang ada. Demikian dalam kehidupan kita. Tidak selayaknya anak-anak Tuhan kuatir dengan pekerjaan yang harus ditekuninya, mengingat segala sesuatu bermula dari Tuhan. Ketika Dia turut campur tangan dalam hidup kita maka pekerjaan pun akan disediakan oleh Tuhan bagi kita. Sekalipun kelihatannya tidak ada lowongan, tidak punya koneksi dan tidak memiliki uang jaminan tapi Tuhan sendiri yang akan menyediakan bagi kita.

            Hal kedua yang bisa kita ketahui melalui bacaan firman Tuhan di atas yaitu Tuhan memiliki inisiatif dalam menentukan pasangan hidup. Semua yang menentukan Tuhan. Setelah manusia itu disibukkan dengan pekerjaan, maka Tuhan sendiri yang terkesan “gopoh atau panik” sehingga berkata tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Sehingga kalau sampai sekian waktu belum dapat pasangan hidup maka yang panik itu sebenarnya bukan orang tua atau saudara-saudara kita tapi ya Tuhan sendiri. Dalam anugerah-Nya dia akan menyediakan pasangan hidup bagi kita. Mengapa, sebab mendapatkan jodoh itu merupakan inisiatifnya Tuhan.

            Melalui hal ini kita memahami bahwa pekerjaan dan jodoh merupakan inisiatif Tuhan untuk manusia. Kedua hal yang seringkali dianggap mendesak dan dibutuhkan oleh setiap pribadi yang hidup di dunia ini ternyata sudah dipikirkan oleh Tuhan. Masalahnya, bagaimana kedua hal itu menjadi inisiatif Tuhan bagi hidup kita pribadi secara nyata. Kuncinya adalah keintiman. Tuhan menempatkan mansuia pertama itu di taman Eden supaya dapat menjalin hubungan yang baik dan intim. Di situ Tuhan membangun hubungan yang erat dengan manusia karya perdana-Nya ini. Sebelum pekerjaan dan jodoh disediakan, Tuhan perlu membangun hubungan yang baik dengan Adam (Kej. 2:8). Di situlah Tuhan mencurahkan kasih-Nya, di Eden lah Tuhan menyatakan pribadi-Nya secara nyata. Di tempat itu manusia bergaul karib dengan Tuhan yang menciptakannya.

            Hari ini, mari kita periksa kembali hidup kita. Sebelum berharap banyak tentang pekerjaan dan berkhayal indah tentang jodoh atau pasangan hidup, sudahkah kita memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan ? Ketika kita melekat dan menjalin keintiman dengan Tuhan Semesta Alam yang menjadikan hidup kita, maka segala berkat yang istimewa itu akan tersedia bagi kita. Pekerjaan tidak perlu lagi kita pusingkan, jodoh pun tidak perlu lagi kita jadikan kepanikan sebab Tuhanlah yang menyediakan bagi kita. Selamat mengalami inisiatif Tuhan.dalam hidup kita.

            Keintiman dengan Tuhan membuat inisiatif Tuhan berlaku dalam hidup kita secara nyata. Tuhan Yesus memberkati.

            ( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16, okkie_rahardjo@yahoo.com )


Sumber gambar : kesaksian-life.blogspot.com

Selasa, 05 Januari 2016

Kejadian 1 : Bermula Dari Tuhan


Baca    : Kejadian 1

Nats     : Kejadian 1 : 1

“Pada mulanya Allah menciptakan langit  dan bumi.”

          

             Shalom,

            Mengawali tahun yang baru ini kita akan melihat sebuah bagian firman Tuhan yang ada pada bagian pertama dari Alkitab kita. Sebuah permulaan yang baik untuk mengawali hari pertama, minggu pertama dan bulan pertama di tahun yang baru. Kitab Kejadian merupakan awal dari kitab yang ada dalam Perjanjian Lama dan di dalamnya kita bisa melihat betapa luar biasa karya Tuhan dalam membentuk dan menghias bumi ini.

            Kitab ini dibuka dengan sebuah kalimat singkat yaitu : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Hanya tujuh kata membuka seluruh rangkaian karya Allah di muka bumi ini. Kita semua tahu bahwa ayat-ayat yang merangkai berikutnya menguraikan karya Allah dalam penciptaan bumi dan seisinya. Namun saat ini kita akan melihat tiga kata awal yang berada dalam ayat pertama tersebut. Kata-kata tersebut berbunyi “Pada mulanya Allah….”. Tiga kata ini ternyata mengandung rahasia besar yang Tuhan sediakan untuk menuntun langkah hidup kita.

            “Pada mulanya Allah…” atau dalam Bahasa Inggris diartikan “In The Beginning God…”. Penting sekali untuk kita memahami bahwa dalam segala aspek hidup kita, Tuhanlah yang pertama dan Tuhanlah yang utama di atas segalanya. Memulai permulaan tahun ini tempatkanlah Tuhan sebagai dasar yang utama dalam kehidupan kita. Betapa tidak banyak anak-anak Tuhan yang menyadari bahwa langkah hidup kita sebenarnya harus diawali oleh penyerahan kita pada Tuhan.

            Seringkali kita mendasari hidup kita di awal tahun dengan banyak perencanaan kegiatan yang terprogram dengan baik. Sebagian lagi mengutamakan visi dan misi untuk melangkah di tahun yang baru. Beberapa orang lagi menemukan bahwa tahun yang baru harus dimulai dengan mencari nasehat-nasehat dari berbagai motivator dan ahli-ahli serta orang-orang senior yang mampu memberikan masukan berbagai macam. Namun kita sering lupa bahwa sesungguhnya pada mulanya adalah Tuhan sendiri yang harus mengatur langkah hidup kita.

            Tahun ini untuk menentukan perjalananmu, memilih pasangan hidupmu, memastikan langkah kerjamu, memulai pelayananmu, serta mengawali berbagai aktivitas lain dalam hidupmu jangan lupakan Tuhan sebagai yang utama. Jangan sampai kita hancur lebur dulu baru menghampiri Tuhan. Datang dan hampiri Dia serta tempatkan sebagai yang utama. Saya percaya, hal yang baik akan kita terima pada hari demi hari untuk menyelesaikan tahun baru yang Tuhan percayakan dalam hidup kita saat ini.

            Hari ini, sebelum otak dan pikiran kita dijejali dengan berbagai hal yang menumpuk dan menentukan berbagai keputusan, libatkanlah Tuhan sebagai pribadi yang berhak mengatur dan mengendalikan hidupmu. Selamat memasuki tahun yang baru dengan penyertaan Tuhan yang baru.

            Tempatkanlah Tuhan sebagai yang terutama, maka kita akan mendapatkan perhatian yang istimewa di hati dan pikiran-Nya.  Tuhan Yesus memberkati.


( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16, okkie_rahardjo@yahoo.com )


Sumber gambar : pbse.com

Selasa, 23 Desember 2014

Jumpa Tuhan 01 : Perjumpaan Ilahi

 

Baca                :

Matius 2 : 12-13

 (12)      Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka  pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
(13)      Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggalllah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”

Shalom,

Sudah terlalu sering kita membaca, mendengar, melihat serta memahami fragmen seputar peristiwa Natal. Sebagaimana yang terdapat pula dalam beberapa ayat yang menjadi pokok bacaan renungan kali ini. Ada sebuah sosok yang seringkali kita tahu dan menyadari tapi tak jarang pula terluput dari perhatian kita secara mendalam. Sesuatu di balik sosok inilah yang akan coba kita renungkan pada tulisan sederhana berikut ini. 

Natal seringkali hanya berpusat pada figur Maria, Yusuf, Gembala atau Orang Majus. Setidaknya yang masih terkait adalah keberadaan Herodes. Namun betapa kita seringkali mengabaikan adanya peran seorang malaikat yang turut mewarnai hiruk pikuk natal. Malaikat beberapa kali muncul dalam peristiwa yang tidak terduga. Dia muncul dalam berbagai peristiwa yang sepertinya tidak rohani namun membawa kesan mendalam bagi siapa pun yang menerimanya. Sebagai contoh, secara tiba-tiba dia datang pada Maria saat di dalam rumah (Lukas 1 : 28). Dalam kesempatan lain dia menjumpai pula Yusuf yang sedang tidur. Tak luput dari perhatian kita yaitu malaikat yang bernama Gabriel itu menemui orang-orang Majus melalui mimpi. Sebuah perjumpaan Illahi yang dialami secara tidak terduga dan bahkan dalam suasana yang sepertinya tidak rohani. Lain cerita dengan Imam Zakharia yang memang dijumpai malaikat saat menunaikan tugas di dalam Bait Suci.

Hal pertama yang menjadi renungan dari peristiwa ini yaitu bahwa perjumpaan dengan Tuhan bisa terjadi sewaktu-waktu. Hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil namun hal yang sesungguhnya wajar bagi kita untuk mengalami hal yang bersifat spiritual. Dalam beberapa kasus, Tuhan menyatakan diri bukan pada saat orang yang dipilih oleh-Nya itu dalam “keadaan rohani” seperti berdoa, berdiam diri atau merenung. Tuhan menjumpai Abraham saat sedang bersantai (Kejadian 18 : 1), Musa dijumpai ketika menggembalakan domba (Keluaran 3:1-2) atau Tuhan memanggil Samuel pada waktu sedang tidur (! Samuel 3:3-4).

Sekali lagi, bukan hal yang aneh ketika kita mengalami perjumpaan Ilahi dalam kehidupan sehari-hari kita. Tiba-tiba saja kita bisa menerima penglihatan saat sedang duduk bersantai. Tak terduga kita juga bisa dikunjungi oleh malaikat dalam rupa yang tidak kita bayangkan. Mungkin juga kita mendengar suara Tuhan saat sedang makan atau mengendarai kendaraan di jalan. Demikian juga kita bisa mengalami hal-hal yang bersifat spiritual di saat yang tidak kita duga. Bukan hal yang mustahil dan selayaknya itu wajar untuk kita alami. Bila pada saat yang biasa saja kita bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan, apalagi saat kita berdoa kita bisa mengalami hal-hal yang lebih dahsyat lagi.

Hal yang kedua yang perlu kita ingat lagi bahwa peristiwa supranatural tidak dimonopoli oleh orang-orang yang memiliki status kerohanian yang bersifat struktural di gereja atau lingkup pelayanan. Samuel saat mendengar panggilan Tuhan saat itu masih seorang bujang atau abdi alias batur. Yosua ketika ditemui Panglima Balatentara Tuhan saat itu posisinya adalah pemimpin perang bukan nabi sekelas Musa. Maria yang dijumpai oleh Malaikat Tuhan pun adalah seorang gadis rumahan biasa. Sebagian besar siswa SD yang saya bimbing sepertinya sudah terbiasa untuk berjumpa dengan Tuhan, tidak perlu menunggu mereka sudah besar dan menjadi pendeta, pendoa atau sejenisnya.

Kedua kebenaran di atas saya berharap juga menjadi kebenaran baru untuk kita miliki. Memang setiap orang tentu memiliki pengalaman rohani yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Tapi tentu kita tidak bisa menafikkan bahwa setiap kita bisa mengalaminya. Beberapa orang tentu akan berpendapat bahwa yang terpenting adalah maknanya bukan sekedar pengalamannya. Saya juga sependapat, namun alangkah lebih indah dan dahsyat kalau kita juga mengalami pengalaman Ilahi tersebut. Pengalaman Ilahi kita alami bukan sekedar untuk sok dan saling bersaing, namun hal itu akan memperkaya pengalaman kehidupan rohani kita. Selain itu, iman kita akan makin dikuatkan untuk mengikut Dia. Sekalipun, tanpa mengalami perjumpaan Ilahi itu kita tetap menaruh harap dan percaya kita pada Tuhan Yesus.

Hari ini, sediakan dirimu dan hatimu untuk mengalami sesuatu yang baru dalam perjalanan kehidupan rohanimu. Segarkan imanmu melalui perjumpaan Ilahi yang bisa kita alami sewaktu-waktu dan pada siapa pun kita. Setelah itu, nikmati terobosan rohani berjalan bersama Tuhanmu. Selamat menyongsong Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Sumber gambar           : mirific a.net

Jumat, 01 Agustus 2014

Tegur Sapa 38 : Mudik Kepada Tuhan





Baca    :

Mazmur 107 : 4-9

(4) Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan;
(5) mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka.
(6) Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka.
(7) Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang.
(8) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia,
(9) sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.

Saya pernah mengikuti sebuah kegiatan mudik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012. Saat itu saya diharuskan menunjukkan Kartu identitas yaitu KTP yang menandakan sebagai warga Jawa Timur. Setelah saya memberikan foto kopi KTP tersebut saya mendapatkan sebuah tiket mudik gratis menggunakan kereta api dengan tujuan Surabaya-Madiun dan sebaliknya sesuai hari yang sudah saya tentukan.

            Beberapa hari ini di Jawa Timur juga sedang dilanda tradisi mudik. Orang yang sekian tahun bekerja di luar kota pada hari raya yang mereka anut, mereka kembali ke tempat kelahiran mereka. Mudik secara sepintas berarti kembali tempat asal. Yang sebelumnya lahir di desa lalu berkarya di kota besar, saat itulah mereka kembali ke tanah kelahiran mereka. Saatnya mereka berjumpa dengan keluarga besar atau sekedar liburan. 

            Pada saat mudik banyak hal yang terjadi. Saat itu mereka berjumpa dengan orang tua bila masih ada. Merayakan bersama keluarga besar yang belum tentu bisa sering berkumpul. Melepas kepenatan di kala usai menyelesaikan pekerjaan selama berbulan-bulan. Menikmati ketenangan di sela kebisingan yang pernah dirasakan sebelumnya. Kembali ke wilayah asal merupakan saat yang dinantikan, seakan merestart kembali jiwa yang dilanda oleh kesibukan dan kebisingan di saat mengejar prestasi meraih karier dan menumpuk popularitas.

            Firman Tuhan hari ini menggambarkan adanya orang-orang yang sedang bingung dilanda berbagai masalah dalam kehidupan yang seakan tak pernah selesai. Dituliskan “ada orang-orang yang mengembara di padang belantara..”. Gambaran ini adalah orang yang sedang mencari sesuatu yang tidak pernah ada puasnya. Mereka mencari apa saja untuk memuaskan hatinya. Firman Tuhan menggambarkan ini sebagai seorang pengembara. Hari-hari ini kita melihat ada banyak orang dengan berbagai kasus yang dialami yang sebenarnya adalah seperti seorang yang mengembara ke sana kemari. 

            Ada seorang yang merupakan pengembara uang yang mencari uang kesana kemari dengan berbagai resiko yang dijalani, di lain pihak ada juga pengembara hobby yang berjalan ke berbagai tempat demi kepuasan hatinya, di sisi lain ada pengembara seks yang berganti pasangan untuk memuaskan hasrat tubuhnya, sementara bertebaran juga pengembara popularitas yang melakukan apa saja untuk mendapatkan ketenaran dan berbagai pengembara lain dalam hidup ini.

            Orang yang berjalan sebagai pengembara dalam kehidupan, tidak akan pernah mendapatkan kepuasan yang sebenarnya. Adapun kondisi yang mereka alami adalah lapar, haus dan lemah lesu. Namun ketika mereka berseru kepada Tuhan, dibawaNya mereka menempuh jalan yang lurus. Selama ini dalam pengembaraan mereka, nilai-nilai Firman Tuhan sering kali dilupakan dan diabaikan. Persekutuan dengan Tuhan pun seringkali ditinggalkan hanya demi mencari kepuasan hidup.

            Hari ini ketika kita masuk dalam bagian dari pengembara kehidupan itu, mari kita kembali pada kasih Tuhan. Mari kita mudik pada kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Ketika kita melabuhkan hati kita kepada-Nya, maka kita akan menemukan kebahagiaan sejati yang tidak pernah kita temui di tempat lain. Ketika kita sudah bersandar pada Tuhan, firman Tuhan berjanji bahwa jiwa kita akan dipuaskan dan dikenyangkannya dengan kebaikan. Apalagi yang mau kita cari di luar Tuhan ?

            Selamat mudik kepada Tuhan yang selalu siap menantikan kedatangan kita. Tuhan Yesus memberkati.


( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )

Sumber gambar           : www.pplndubai.org