Senin, 16 Desember 2013

Tegur Sapa 29 : Harga Sebuah Ketaatan, Resiko Sebuah Ketidaktaatan



Matius 2 : 12 - 15

 (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

(13) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

(14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,

(15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

            Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh sebuah berita yang tak pernah kita duga. Sebuah kecelakaan kereta api terjadi di sebuah lintasan yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang di tempat kejadian. Setelah diselidiki ternyata kejadian itu disebabkan oleh menerobosnya sebuah truk pengangkut bahan bakar, ketika kereta api akan melintas di jalur yang sudah ditentukan pagi itu. Truk terguling dengan meledakkan isinya yang membuat sopir dan kernetnya mengalami luka bakar. 

            Sementara di lain kesempatan saya pernah menyaksikan seorang pengendara sepeda motor tertabrak oleh pengendara motor lainnya karena melanggar lampu lalu lintas yang sudah menunjukkan warna merah. Beberapa tahun lalu ketika di daerah Jawa Barat sedang diadakan lomba balap sepeda, beberapa peserta mencoba mengambil jalan pintas melalui jalur pada sebuah tebing yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan satu arah. Sementara di bagian bawah terdapat jurang yang curam sehingga ruang gerak jalan itu semakin sempit. Tiada disangka, dari arah berlawanan muncullah sebuah bus umum yang membawa penumpang melintasi jalur sempit dan terbatas penglihatan itu. Terjadilah sebuah tabrakan yang mengenaskan. Seorang pembalap nasional tewas seketika itu juga. 

            Semua peristiwa di atas terjadi oleh karena kecerobohan seseorang yang seharusnya tidak boleh terjadi. Setiap aturan, tata tertib atau pun perintah dibuat dengan segala pertimbangan keamanan di dalamnya. Ketika peraturan itu dilanggar maka mengandung suatu konsekuensi yang berat di dalamnya. Ketaatan yang sejati membutuhkan keikhlasan dan kerelaan hati untuk menjalankannya. Tidak semudah mengucapkannya, mempraktekkan ketaatan seringkali membutuhkan pertimbangan yang tidak mudah.

            Fragmen Natal tidak luput dari sebuah tindakan ketaatan oleh beberapa tokoh yang terlibat di dalamnya. Malah bisa kita sebut bila tidak ada ketaatan maka tidak akan ada natal yang sempurna. Apa jadinya bila orang majus yang didatangi oleh malaikat dalam mimpi mereka kemudian tidak mengikuti pesan dari malaikat tersebut ? Kita tahu mereka usai menyembah bayi Yesus dan memberikan persembahan, sempat beristirahat dan tertidur. Dalam mimpi, malaikat memberikan pesan bahwa ketika mereka pulang, harus melewati jalur lain yang tidak sama seperti ketika mereka berangkat. Bila saja saat itu mereka tidak taat, tentu bayi Yesus akan menjadi incaran kekejaman raja Herodes.

            Demikian juga ketika Yusuf yang berperan sebagai ayah Yesus secara fisik, ketika mendapatkan pesan untuk membawa bayi Yesus lari ke Mesir. Ketika Yusuf taat, maka bayi Yesus luput dari serbuan tentara kerajaan yang mencari anak-anak usia di bawah dua tahun untuk dibunuh. Hari ini apa yang menjadi pesan Tuhan untuk kita lakukan. Sudahkah kita terlibat kerja sama dengan Tuhan melalui ketaatan yang kita lakukan. Ketaatan seringkali membutuhkan pemahaman yang tidak mudah, namun membawa dampak yang besar di dalamnya. kita seringkali disalah mengerti karena ketaatan kita pada Tuhan. Mungkin saja  kita akan diasingkan dan dianggap aneh hanya karena kita melakukan firman Tuhan. Ketaatan selalu memerlukan  harga yang besar tapi ketidak taatan membawa resiko yang lebih berbahaya lagi.

        Seandainya saja sopir truk di atas tidak menerobos pintu lintasan kereta, maka tidak aka nada korban jiwa yang disesali hingga kini. Sekiranya pengendara motor di jalanan itu tidak melanggar lampu lalu lintas, maka tidak akan ada kecelakaan yang terjadi. Ketika pembalap sepeda tersebut menaati peraturan lomba, maka dia akan memelihara nyawanya hingga hari ini.

            Tahun 2013 sudah tinggal hitungan hari menjelang berakhirnya. Apakah selama setahun ini kita sudah menyelesaikan apa yang menjadi bagian kita dengan taat melakukan firman Tuhan yang kita terima. Sudahkah kita memenuhi setiap janji dan komitmen yang pernah kita buat. Bila masih banyak yang terabaikan, tidak ada salahnya untuk kita memperbaiki kembali kehidupan kekristenan kita. Ketaatan memerlukan pengorbanan yang besar, namun ketidak taatan membawa resiko yang lebih besar lagi. Mari kita mendatangkan berkat Tuhan, damai sejahtera dan ketenteraman melalui ketaatan yang kita lakukan di hari ini.

            Selamat menjalani hidup yang penuh ketaatan. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )


sumber gambar : news.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar