Sabtu, 17 Agustus 2013

Tegur Sapa 22 : Kemerdekaan Yang Sejati



            Baca    :
            Galatia 5 : 1
(1) Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

            Hari ini negara Republik Indonesia telah berusia 68 tahun. Ada begitu banyak cara untuk merayakan ulang tahun negara dan bangsa kita tercinta ini. Sedikit mengenang sejarah seputar peristiwa kemerdekaan yang terjadi pada tahun 1945. Saat itu, sebagaimana kita ketahui, pemimpin bangsa kita mendapatkan janji dari pihak penjajah Jepang bahwa akan diberikan kemerdekaan di kemudian hari. Namun tiada disangka, rupanya janji manis ini tidak begitu saja disetujui oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Para pemuda menghendaki supaya kemerdekaan itu dicapai oleh perjuangan dan usaha bangsa Indonesia sendiri. Tanpa perlu bantuan dari pihak lain. Singkat cerita, pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh pemimpin bangsa kita. Sejak itu kita berani menyatakan merdeka.

            Sedikit mirip dengan kisah di atas, tanpa bermaksud melecehkan sejarah bangsa. Saat ini kita dihadapkan pada tawaran dunia yang kelihatannya menarik. Segala kenikmatan hidup, kepuasan dan kebebasan dihadapkan pada kita dengan berbagai rayuan yang menarik. Namun yang perlu diingat, bahwa ternyata segala hal yang ditawarkan dunia itu tidak cuma-cuma. Tanpa pernah kita sadari, apa yang ditawarkan oleh dunia ditunggangi oleh kepentingan iblis yang memang dari semula berniat menarik kita pada jebakannya. Satu per satu kita menjadi seperti terikat dalam perbudakan yang tidak jelas ujungnya. 

            Perbudakan itu dibungkus dengan segala bentuk kenikmatan yang tidak mudah untuk kita lepaskan. Sebagai contoh, hari ini kita melihat banyak orang yang lebih suka nonton tv sekian jam lebih lama ari pada waktu doanya. Sisi lain perbudakan itu terbungkus dalam ketidak berdayaan melepaskan diri dari narkoba, rokok atau kebiasaan melihat sesuatu yang mengarah pada pikiran cabul. Segi lain kita menjumpai anak-anak Tuhan yang kesulitan melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk dalam karakternya. Mudah marah, tersinggung dan tidak bisa mengampuni. Banyak hal lain yang merupakan bentuk perbudakan yang seringkali kita tidak mudah melepaskannya.

            Kabar baiknya, Tuhan Yesus telah mati untuk kita. Dia telah memerdekakan kita melalui karya penebusan-Nya yang luar biasa di atas kayu salib ribuan tahun yang lalu. Melalui kematian-Nya, kita mengalami kemerdekaan yang sempurna bahkan melebihi yang dunia tawarkan. Apa yang dunia tawarkan bukan merupakan kepastian, namun hanya bersifat sementara. Tapi yang Tuhan Yesus berikan merupakan karya yang kekal dan abadi. 

            Hari ini, ketika kita masih terjebak pada kenikmatan dan keinginan daging yang membawa pada perbudakan, sehingga kita tidak mudah melepaskannya, datanglah pada Tuhan Yesus. Kuasa-Nya sanggup melepaskan dan memulihkan hidup kita. Sehingga kita mengalami kebebasan yang sejati, yang membawa hidup kita pada keselamatan kekal. 

Selamat mengalami kemerdekaan yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )
Sumber gambar           : kumpulanistilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar